Mohon tunggu...
Putra Bolmut
Putra Bolmut Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sukadamai

13 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 16 Juli 2017   17:39 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jacques Boyer (@alcarbon68)

"Komet Ford Akan Melintas Siang Ini" 

"Warga Desa Benciribut Diberi Tenggat 10 Hari" 

"Pemprov Sambut Investasi Sukasemen Krast" 

Begitulah headline SUARA JELATA POST hari itu. Mata Yoyohgi Disastra terpaku pada judul kedua. Sebagai seorang warga desa Benciribut ia diliputi kecemasan. Entah akan jadi bagaimana dia, dan seluruh warga desa Benciribut.

Dua bulan yang lalu, PT Sukasemen Krast, datang ke Benciribut. Perwakilan rombongan PT menyampaikan kunjungan itu bentuk silaturahmi. Mereka berencana membangun pabrik semen mereka yang ke-1000. Lokasinya tak jauh dari Benciribut.  Kepadanya, pihak PT menyampaikan bahwa pabrik baru itu bakal  membutuhkan tenaga. Siapa tahu warga Benciribut ada yang berminat.

Sebagai Kepala Desa, Yoyohgi menyampaikan kepada pihak PT bahwa warga Benciribut merasa sudah sangat berkecukupan dengan hasil tani mereka. Tapi Ia berjanji akan menyampaikan info itu kepada warga. Sebagai tuan rumah Yoyohgi merasa perlu menjamu para tamunya. Apalagi ia terkesan menolak tawaran mereka.  Diawali dengan santap siang kemudian berkeliling Benciribut. Terutama ke areal persawahan yang luas. Mereka berfoto-foto lalu pihak PT pulang.

Besoknya di koran Suara Jelata terpampang fotonya sedang bersalaman dengan pihak PT. Headlinenya

"Ganti Rugi Yang Tepat Luluhkan Warga Benciribut"

"Pembangunan Pabrik Sukasemen Krast Setengah Jalan"

Hanya dalam waktu singkat, warganya sudah berkumpul di depan rumah. Ada yang tidak pakai baju. Ada yang    tangan dan kakinya masih berlumuran lumpur. Ada yang sedang memegang botol susu di tangan kanan dan memegang ulekan di tangan kiri. Ada yang baru bangun. Semuanya. Tapi muka mereka sama seriusnya.

"Kang yang di koran itu betul?" Tanya sebuah suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun