Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyepi di Kali Kecil pada Jiwa Kerdil

17 Maret 2020   21:56 Diperbarui: 17 Maret 2020   21:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketulusan langit pada hujan, sebelum awan mengabar hitam, air mata telah tumbuh di bumi, lelorong menyepi, mimpi tak terbeli, kami mengabur harap, tersaruk sebagai makhluk papa, ternyata belum mampu apa-apa mengaku kuasa untuk, kita hanya pejalan, perlu marka dan tanda, lemah pada derita.

Tapi banyak yang kita raih, kepersamaan antar tetangga, telah lupa pada anak istri, atau suami, dunia luar hanya pegas, ketika kita tak memiliki rem, kembali pulang ke haribaan alam, kita tidak sendiri untuk menang.

Saatnya berbenah, banyak yang timpang terlewat, terpincang melangkah hari, kita belum terlambat membuka harap, tikai tak akan berakhir manfaat, katakan yang membantu, bukan menanam ikan pada air keruh, kita bersama lebih tenaga, tinimbang sendiri tak menghasilkan apa-apa. Semoga kelak terbaca.

17032020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun