Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lacur Kata

6 November 2019   12:10 Diperbarui: 7 November 2019   06:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lacur kata
mesin tik buta, menghitung angka
syair tak mengerti rupa
tapi mereka bersama
tau dialek kejujuran pada bunyi bait suci
detak membirahi malam
detik  manual tak melupa apalagi
membual

lacur kata
instalasi secepat kilat
begitu mujur sangatlah jujur
pada awalnya
pekerja seni memanfaatkan huruf
menjadi angka
seniman larut dalam huruf
pesakitan
terpenjara otaknya di kedai kopi
mereka berserah pada hutang kafein
penghilang lelap hingga ayam masuk ke kandang
dengkurnya mengalahkan deru langit

lacur kata
pelacur kata-kata
monumen kota
mereka bercinta
mengingat syahwat harta lebih gairah
naluri seni ditelikung
bagaimana menyalip angka-angka
dari aibon mermabukkan
selalu begitu

aku mabuk dalam kaleng
5000
tapi bukan kaleng
kaleng

orang-orang
membuang akal
di kali dangkal

Sapta, 061119

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun