Â
[caption caption="Tri Rismaharini, Pasangan Calon Walikota yang mendaftar pertama di pilkada serentak 2015 yang akhirnya ditunda pada tahun 2017 karena tidak didapati calon lain."][/caption]
Â
Kota Surabaya dipastikan gagal mengikuti hajatan pemilihan kepala daerah serentak pada bulan Desember mendatang. Calon walikota dan wakil walikota yang akan mendaftar di menit-menit akhir perpanjangan pendaftaran, tidak dapat melanjutkan pendaftaran, karena bakal calon wakil walikota yang diusung PAN dan Demokrat, menolak maju dikarenakan perintah dari orang tua yang memintanya untuk mundur.
Tentu saja ini sangat mengejutkan namun juga menjadi berita baik yang seharusnya disyukuri karena Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana sebagai petahana masih dapat melanjutkan beberapa pekerjaan yang segera diselesaikan. Pasalnya, waktu satu yang ada kurang lebih 1, 5 tahun ke depan menjadi kesempatan buat keduanya apakah masing-masing bisa "naik kelas".
Tingginya elektabilitas Tri Rismaharini menjadi faktor penentu partai politik lambat untuk menentukan siapa kader yang akan dimajukan sebagai calon pemimpin daerah yang benar-benar bisa menarik simpati masyarakat untuk dipilih.
Apakah hanya itu yang membuat partai politik yang tergabung dalam Koalisi Mojopahit tidak menemukan kata sepakat dalam mengusulkan kandidat yang diusung?
Hal ini juga diperburuk dengan tidak didapati calon independen yang mendaftar. Pasalnya, hasil rapat pleno yang mengeluarkan aturan tentang pemilihan walikota surabaya selesai pada tanggal 19 Mei 2015, pendaftaran calon independen mulai tanggal 11 Juni hingga tanggal 14 Juni 2015Â
Baca: KPU Surabaya buka pendaftaran independen.
Sebenarnya jika masyarakat dan pimpinan partai politik jeli, Pilkada Surabaya ini juga bisa menjadi dorongan bagi Tri Rismaharini untuk naik kelas, bukan karena takut, tapi lebih kepada mendorong Tri Rismaharini yang menjadi ibuk'e arek Suroboyo ini untuk memiliki jenjang karier politik yang lebih tinggi.
Beberapa skenario menjadi mungkin, di mana PDI Perjuangan tetap memiliki strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk memperbesar margin kemenangan pada Pilpres 2019 mendatang.