Mohon tunggu...
Ricky Santoso
Ricky Santoso Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Who's The Real Mutant? The Eu Versus The Pro!

25 Agustus 2017   21:36 Diperbarui: 30 Agustus 2017   15:48 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo para pembaca sekalian, pada kesempatan ini saya mau membahas tentang satu topik yaitu tentang mutasi (perubahan secara cepat) serta dihubungkan dengan perbandingan sel eukariotik dan prokariotik serta mana yang lebih mudah bermutasi. Namun sebelumnya, kita akan bahas dulu apa itu sel dan bagaimana perkembangan teorinya.

Tuhan telah menciptakan makhluk hidup dengan sangat sempurna, termasuk manusia. Jika diamati lebih dalam menggunakan mikroskop, seluruh makhluk hidup tersusun dari bagian-bagian terkecil yang disebut sel. Sel merupakan tingkatan struktural kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan, seperti reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respon terhadap lingkungan, homeostatis (pengaturan tubuh), dan adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Di dalam setiap sel, keteraturan kehidupan diatur pada tingkat molekuler. Pada organisme multisel, seperti tumbuhan dan hewan, terjadi kerjasama antara berbagai jenis sel yang terspesialisasi dan bergabung membentuk tingkatan struktural yang lebih tinggi seperti jaringan, organ, serta sistem organ.

Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris yaitu Robert Hooke tahun 1665. Ia mengamati sel gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ia melihat adanya ruang ruang kecil kosong, lalu menamakannnya sel. Penemuan tentang sel berkembang ketika Antonie van Leewenhoe menjadi orang pertama yang mengamati sel hidup pada spirogyra dan bakteri dengan menggunakan mikroskop tahun 1674. Sejak saat itu, ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk melakukan percobaan tentang sel. Nama-nama seperti R. Brown, M. Schleiden Schwan, Pirkinje, R. Virchow turut memperkaya teori tentang sel. Robert Brown contohnya, botanis Skotlandia yang berhasil menemukan inti sel dan aliran sitoplasma. M. Schleiden Schwan berpendapat bahwa setiap makhluk hidup tersusun dari sel. 

Schleiden Schwan menyatakan bahwa "Sel merupakan kesatuan struktural kehidupan." Ia juga mengemukakan mengenai unit dasar makhluk hidup yang terdiri dari unit struktural, unit fungsional, unit hereditas/genetik. Sementara Purkinje berhasil menemukan istilah protoplasma yang merupakan cairan dalam sel. R Virchow mengemukakan tentang pembelahan sel yang berisi "sel berasal dari sel. Sel merupakan kesatuan pertumbuhan." Lahirlah teori "sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup."

Berdasarkan hasil penemuan-penemuan para ilmuwan tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Semua makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Sel merupakan unit struktural terkecil makhluk hidup yang menjadi komponen penyusun tubuh makhluk hidup. Sel merupakan unit fungsional karena sel melakukan suatu fungsi kehidupan, seperti sintesis protein yang berhubungan dengan pembentukan karakteristik fisiologi dan morfologi, reproduksi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, melakukan respons, dan melakukan pemanfaatan energi. Semua sel berasal dari sel sebelumnya. Sel merupakan unit hereditas yang dapat mewariskan sifat genetik dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Nah, setelah mengetahui lebih dalam tetang sel, kita akan masuk ke tipe-tipe sel, yang nantinya akan kita bahas manakah yang lebih mudah bermutasi diantara kedua sel tersebut. Secara struktural, terdapat 2 tipe sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Setiap makhluk hidup tersusun dari antara kedua tipe sel tersebut. Organisme dengan sel prokariotik yaitu Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria. Organisme dengan sel eukariotik yaitu jamur (fungi), hewan (animalia), tumbuhan (plantae), dan protista.

Sel prokariotik (pro = sebelum, karyon = inti) merupakan sel yang tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik di inti sel dengan bagian sel lainnya. Materi genetik atau DNA pada sel prokariotik disimpan pada suatu tempat yang disebut nukleoid. Sel prokariotik memiliki DNA sirkuler atau plasmid, sejumlah ribosom yang berfungsi untuk menyintesis protein, membran plasma yang membatasi sel, serta dinding sel yang terdapat disebelah luar membran plasma dan dilapisi kapsul berbentuk gel. Sebagian sel prokariotik (bakteri) ada yang memiliki organel perlekatan yang berupa pili dan organel pergerakan berupa flagela. Sel bakteri (prokariotik) pada umumnya berdiameter 0,1 sampai 1,0 mikrometer.

Sel eukariotik (eu = sebenarnya, karyon = inti) merupakan sel yang memiliki nukleus yang sebenarnya, atau materi genetik atau DNA yang dibungkus oleh membran inti. Pada sitoplasma atau daerah antara nukleus dan membran sel, terdapat medium semi cair yaitu sitosol, serta organel-organel sel yang sebagian besar tidak terdapat pada sel prokariotik. Sel eukariotik umumnya berdiameter 10-100 mikrometer.

Perbedaan mendasar antara sel prokariotik dan sel eukariotik adalah sel eukariotik memiliki membran inti sedangkan sel prokariotik tidak memiliki membran inti. Pada sel eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada sel ini, sitoplasma memiliki berbagai jenis organel seperti antara lain: badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplasma (hanya pada tumbuhan), mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Perbedaan lainnya adalah pada bentuk DNA, sel prokariotik memiliki bentuk DNA sirkuler sedangkan eukariotik berbentuk linear dan sirkuler. Lalu pada penutup sel, prokariotik berdinding sel yang terdiri dari pseudopeptidoglikan plus lipid pada archaebacteria. 

Sedangkan pada eubacteria terdapat peptidoglikan atau protein gula. Sedangkan pada sel eukariotik, ber dinding sel yang mengandung zat kitin pada fungi. Sedangkan pada plantae terdapat selulosa atau tumbuhan muda atau monokotil dan juga lignin terdapat tumbuhan tua. Sturktur dan letak ribosom pada sel prokariotik yaitu 3 rantai RNA yang bergerak bebas di sitoplasma. Sedangkan pada sel eukariotik, strukturnya memiliki 4 rantai RNA dan terletak menempel pada retikulum endoplasma kasar dan juga ada juga yang bergerak bebas di sitoplasma.

Sel memiliki bagian-bagian dan organel-organel yang berbeda bentuk, ukuran, struktur, dan fungsinya. Agar komponen organel sel dan fungsinya dapat dikaji, ahli sitologi menggunakan pendekatan biokimiawi yang disebut fraksionasi sel untuk mengisolasi komponen-komponen sel yang ukurannya berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun