Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membuka Wawasan Terbang Selamat, Aman, dan Nyaman (Selamanya) dari Garuda Indonesia Training Centre

12 April 2018   23:36 Diperbarui: 13 April 2018   02:56 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moda transportasi penerbangan saat ini merupakan pilihan masyarakat. Mempersingkat waktu dan lebih bisa menjangkau suatu wilayah. Karenanya, penerbangan selamat, aman, dan nyaman (selamanya) merupakan kunci dari sebuah penerbangan. Seperti gambar yang ada di gedung F Garuda Indonesia Training Center (GITC) Jakarta Barat. (dok.windhu)

 JANTUNG saya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya, saya duduk di kursi cockpit.  Di depan saya, ada sebuah kemudi pengendali. Saya menahan napas. Di seluruh ruangan cockpit, banyak sekali tombol-tombol. Memandang ke arah depan, landasan pesawat di bandara Jakarta, terlihat jelas. Pesawat siap untuk diterbangkan.

"Kita akan berangkat dari Jakarta menuju Surabaya. Bersiap-siaplah. Pesawat harus bisa dikendalikan," kata bapak petugas yang duduk di kursi cockpit yang ada di sebelah kiri saya.

Saya mengangguk. Di ruang cockpit memang ada dua bangku, yang di depannya masing-masing ada sebuah kemudi. Saya duduk di kursi cockpit sebelah kanan. Menunggu aba-aba tanpa berani menyentuh apapun.

Petugas yang akan menerbangkan pesawat kemudian menekan tombol-tombol di bagian depan, bagian atas, menarik tuas yang ada di antara dua kursi cockpit, dan memegang kemudi.

Saya melirik ke belakang.  Lima penumpang, yang di antaranya Yos Mo dan Niko juga terlihat sudah siap. Yeay, kami akan ke Surabaya secara bersama-sama melalui jalur penerbangan untuk pertama kalinya. Saya tahu, mereka pun ingin tahu seperti apa sensasinya merasakan penerbangan langsung dari belakang kursi cockpit.

Pilot kemudian melakukan komunikasi dengan menara pengontrol. Tak lama setelah itu, pesawat  perlahan terasa mulai berjalan. Landasan bandara yang terpampang di depan kaca pesawat mulai terasa beradu dengan roda pesawat yang mulai bergulir semakin kencang. Suara menderu mulai terdengar.   

Pesawat harus dalam kecepatan yang cukup supaya mempunyai daya angkat. Pilot menarik kemudi dengan perlahan untuk menerbangkan pesawat.  Perlahan namun pasti, pesawat mulai terangkat. Petunjuk ketinggian, petunjuk kecepatan, dan petunjuk arah pun terlihat bergerak.

Kami terbang! Kami mulai berada di ketinggian. Semua terlihat dari kaca ruang cockpit. Bapak pilot di sebelah saya tiba-tiba berkata," Pegang saja kemudinya. Tidak apa-apa. Coba saja. Di bawah kaki juga jangan lupa."

Berada dalam simulator pesawat (dok.windhu)
Berada dalam simulator pesawat (dok.windhu)
Dengan agak ragu dan gugup, saya mulai memegang kemudi. Kaki pun mulai saya letakkan di pedal yang ada di bawah. Arghh, tahu rasanya? Senang sekali meski deg degan!  Saya mulai ikut mengemudi Boeing 737-400/300. Mengikuti gerak kemudi ke kiri dan ke kanan sesuai petunjuk yang disampaikan bapak pilot.

Kaki pun ikut  menekan pedal yang ada di bawah kaki, seiring dengan gerak kemudi pengendali ke arah kiri dan ke kanan. Ya, pedal memang digunakan untuk membantu kendali kemudi. Terutama untuk pengaturan berbelok ke kiri dan ke kanan. Juga, jika pesawat  terasa oleng.

 Pesawat terbang semakin tinggi. Pesawat berada di antara awan-awan putih. Ups, saat berada di tengah awan, pesawat terasa berguncang-guncang.  Agak keras sehingga mengemudikan pesawat  juga harus ekstra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun