Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seloso Selo, Festival Para Pelaku Kreatif Bertajuk "Dadi Pengusaha"

23 April 2017   13:00 Diperbarui: 24 April 2017   08:00 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terik siang itu mewarnai padatnya tempat parkir kendaraan yang menyita beberapa area di daerah Sagan, Jogja. Usai menitipkan motor, langkah saya seakan ditarik ke arah sumber riuh beberapa pengusaha muda yang sedang berinteraksi dengan para pengunjung. Para pelaku kreatif tampak memeriahkan event ini, diantaranya ada yang sedang melukis mural dengan indahnya, terbangnya aroma piscok gurih yang menggoda lidah dari atas piranti pemanggang, tak ketinggalan senyum ceria dari mbak manis owner produk batik yang cukup menarik pelanggan siang itu. Ragam sesi mini workshop beraroma edukatif pun disuguhkan dengan tebaran hadiah istimewa. Inilah secuil cerita saat hadir ke “SELOSO SELO”, sebuah festival kreatif yang dimeriahkan oleh para pelaku kreatif, UMKM maupun komunitas di Jogja.

Mengusung tema ‘Dadi Pengusaha’, imajinasi saya sempat melayang jauh apalagi saat bersua dengan beberapa rekan pengusaha yang nongkrong di booth masing-masing dengan penuh semangat dan percaya diri. Kapan ya saya bisa ‘berani’ seperti mereka? Berani berkarya dan menawarkannya kepada banyak orang. Sempat ternganga dengan beberapa varian produk yang mereka jual, unik dan menarik. Seperti hadir di sebuah planet pengusaha, saya tak melewatkan waktu untuk berkeliling dan sesekali berinteraksi dengan mereka yang dengan gigih memulai usaha dari nol.

Apa saja sih yang menarik di festival “Seloso Selo”? Berikut hal inspiratif dari beberapa pelaku kreatif yang turut meramaikan acara ini:

1. CREATIVE DISABLE ENTERPRISE

Saat berjalan ke arah panggung festival, saya menyaksikan sebuah pertunjukkan menarik, bukan karena ada musik dari band-band bersuara merdu atau pun dancer-dancer yang meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik nge-beat. Lebih dari itu, mungkin Anda juga akan merasa ‘adem’ jika menyaksikan interaksi kawan-kawan penyandang disabilitas dengan para pengunjung di festival ini dengan bahasa tubuh yang khas dan penuh semangat. Pertanyaannya, siapa mereka?

Yuk kenalan dulu. Inilah anggota dari Creative Disable Enterprise, sebuah komunitas yang memiliki kepedulian terhadap kaum difabel Jogja yang berusaha mengembangkan bakat kreatif dan kemandirian mereka. Komunitas ini berdiri atas inisiatif dua orang penyandang disabilitas pendengaran, Santi Setyaningsih dari Purbalingga yang merantau ke Jogja serta Zakka Nurul Giffari Hadi, yang juga seorang penyandang disabilitas pendengaran yang saat ini masih memperjuangkan pendidikannya di jurusan Seni Lukis, Institut Seni Yogyakarta. 

Beragam kegiatan edukatif yang dikembangkan oleh komunitas ini telah menarik perhatian banyak orang sehingga tak heran jika hingga hari ini Creative Disable Enterprise memiliki member yang jumlahnya lebih dari 30 orang. Berawal dari diskriminsi bagi kaum difabel di beberapa bidang, mereka bersemangat untuk membuka Social Enterprise Project yang meliputi Learning Center, Strategi Marketing Communication, Art Management dsb untuk meningkatkanskill dari masing-masing anggota.

Kawan-kawan difabel ini seoptimal mungkin dikaryakan sesuai bakat masing-masing, seperti melukis, membuat pouch, bermusik dan berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan agar dapat menginspirasi banyak kaum difabel lain yang saat ini masih berdiam dan takut untuk bangkit. Nah, jika mereka saja semangat  berkarya, masak kita gak?

2. SEDEKAH ILMU

Ni Made Sekarde atau yang sering disapa dengan Sekar ini adalah founder dari komunitas Sedekah Ilmu. Sejak awal 2015, komunitas yang akhirnya telah menjadi yayasan ini mulai mengembangkan berbagai pelatihan tanpa memungut biaya sedikit pun. Bagaimana tanggapan masyarakat dan apa saja kegiatannya?

Sungguh luar biasa. Masyarakat ternyata menyambut baik berbagai kegiatan Yayasan Sedekah Ilmu ini sampai-sampai jumlah pendaftar yang awalnya hanya 50 orang akhirnya membludak menjadi ribuan bahkan puluhan ribu orang hingga hari ini. Pelatihan demi pelatihan digelar untuk memfasilitasi para peserta yang ingin mengembangkan bakat dan minatnya untuk mendatangkan rezeki, diantaranya kelas reguler, seperti bisnis properti, motivasi, keterampilan teknisi servis mesin cuci, servis televisi, pembuatan pupuk organik dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun