Mohon tunggu...
Parliza Hendrawan
Parliza Hendrawan Mohon Tunggu... -

sy, laki-laki 32 tahun tinggal di Palembag (ini data 2010) ketika baru bergabung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Membangun Peradaban dari Hunian Syariah di Bumi Sriwijaya

21 Juni 2017   07:17 Diperbarui: 21 Juni 2017   08:38 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KAWASAN PERUMAHAN dengan mengusung konsep syariah sedang booming di kota Palembang. Beragam alasan konsumen dan juga pengembang diutarakan ketika mereka melirik konsep yang berbasis pada sistem kekeluargaan itu. Bagi konsumen sebenarnya sangat mudah: mereka butuh hunian yang nyaman dan aman untuk keluarganya ditengah beragam persoalan social yang kerap diluar dugaan dewasa ini. Harga bukan lagi menjadi pilihan utama ketika niat sudah bulat untuk tinggal dikawasan idaman. Sementara bagi pengembang, memilih konsep syariah bukan sekedar mencari untung akan tetapi mereka ingin membangun sebuah peradaban. Untuk itula, beberapa waktu yang lalu, saya sempat mencari tahu apa itu perumahan syariah.

Suara pukul besi bersahutan diantara bangunan setengah jadi di hamparan tanah yang saat ini juga sudah berdiri belasan rumah siap huni persis diujung landasan Bandara SMB II Palembang, Sumatera Selatan. Para pekerja bangunan itu tengah mengerjakan cluster yang telah dipesan oleh konsumen PT. Medina Reality Indonesia. Sesekali suara itu juga ditimpali oleh merdunya kicauan burung liar yang masih hidup diantara rerimbunan pohon-pohon sekitar perumahan Salma Park Residence.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
 Memasuki kawasan yang kelak akan berdiri sekitar 40 unit rumah type Andalusia 50/104 (8x13), Cordova 38/91 97x13), kios 40 (5x8), penghuni disambut oleh gerbang besar disertai taman dan kolam renang khusus penghuni Ikhwan dan Akhwat. Di kios itu nanti, penghuni bisa berbisnis secara bersama ataupun perorangan. Karena pengembang akan memberikan pelatihan dan pembinaan kewirausahaan bagi warga yang berstatus sebagai ibu rumah tangga. Tujuannya tidak lain untuk membantu para suami dalam meningkatkan taraf hidup.

Mia Denah Mentari, Marketing Officer PT PT. Medina Reality Indonesia menjelaskan pihaknya tidak sekedar membangun hunian yang islami karena tidak mengenal KPR Bank, tanpa bunga, tanpa denda dan tanpa sita, akan tetapi pengembang juga tengah menyiapkan sebuah peradaban muslim baru ditengah hiruk pikuk kota besar. Karenanya sedari awal, hunian akan dilengkapi dengan Masjid, TK dan Taman Pengajiaan Al-quran. "Juga bapak-bapak tidak khawatir meninggalkan keluarganya karena mereka bertetangga dengan orang-orang shaleh," katanya, Sabtu, akhir Mei lalu.

Saat ini PT. Medina tengah mengembangkan konsep serupa di dua lokasi di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan di Palembang, hunian syariah ini ada di Salma Park Residence di Talang Betutu, Granada Regency di sekitar PT. Pusri Palembang, Salma Lakeside di Jakabaring dan kavling siap bangun di Macan Lindungan. Menurut Mia sejauh ini konsep yang mereka tawarkan disambut atusias oleh oleh warga. Buktinya 40 unit rumah yang dibangun di Salam Parka sudah habis terjual. Demikian juga dengan proyek di Jakabaring sebagian besar sudah di pesan oleh kaum muslim. "Bahkan di Salma Lakeside ada 20 unit yang langsung dipesan oleh salah satu komunitas," ujarnya.

Sebagai kawasan hunian dengan konsep Islami, pengembang berkomitmen untuk menjaga eksclusivitasnya sehingga terpaksa "menolak" setiap peminat dari warga non muslim. Konsep ini yang masih jarang di Palembang sehingga peminatnya tidak sedikit. Putriana, misalnya, ibu rumah tangga ini mengaku tertarik untuk memiliki hunian dikawasan dengan bertetangga dengan orang dalam satu keyakinan. Ia pun bersama suaminya mengaku sempat bekeliling dari satu komplek ke komplek lainnya untuk menentukan pilihan sesuai syaria. "Dulu kami tidak terlalu memperdulikan hukum riba sehingga kami membeli rumah KPR bank konvensional," katanya.  (pharliza@gmail.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun