Mohon tunggu...
Religius Perdana
Religius Perdana Mohon Tunggu... DEVELOPER PROPERTI -

Karena produktifitas tidak hanya dilihat dari kuantitas, tapi juga kualitas.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jakarta Overload, Ibu Kota Negara Dipindah?

23 Maret 2017   18:40 Diperbarui: 23 Maret 2017   18:45 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wikiwand.com

Impresif! Baru sehari setelah saya memposting tulisan mengenai maraknya bunuh diri, muncul berita bunuh diri manajer JKT48. Tapi saya tidak akan bahas mengenai itu, bisa-bisa konten blog saya isinya mencekam semua, malah berubah jadi blog horror nanti.

Berita mengenai perpindahan ibu kota negara saya rasa lebih seru untuk diutak-atik. Ya, ibu kota negara yang ada di Jakarta ramai dikabarkan akan dipindah ke daerah lain yang “layak”. Ada begitu banyak opsi. Beberapa waktu yang lalu, ketika saya sedang ikut pembangunan stadion di Balikpapan, info non-resmi dari dinas PU dan pegawai BUMN setempat mengatakan bahwa Balikpapan sedang dipersiapkan untuk menjadi pengganti Jakarta sebagai ibukota. Tidak hanya di Balikpapan. Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Palangkaraya hingga Palembang pun ikut terdengar bakal jadi tempat berlabuh berikutnya ibu kota negeri ini.

Mungkin beberapa dari kita sempat berpikir, mengapa mesti dipindah? Coba kita bedah ya. Jakarta sebagai miniatur sekaligus gambaran umum Indonesia, sudah dianggap overload. Ya, overload akan penduduk yang lebih banyak masuk daripada keluar. Hal ini juga diiringi dengan tingginya kemacetan dan angka kriminalitas di Jakarta. Selain itu, polusi dan bencana banjir juga menjadi endemi kronik di kota ini. Saya tidak mengatakan jumlah cabe-cabean yang semakin membludak jadi faktor berikutnya ya. Tapi bisa jadi.

Lalu, kenapa lebih banyak opsi di Kalimantan? Menarik. Kalimantan ini masih dianggap asri, dengan tingkat pembangunan yang belum seheboh di Jawa. Jumlah populasi penduduk pun dianggap jauh dari padat. Letaknya yang ada di tengah Indonesia diharapkan membuat pembangunan menjadi lebih merata, tidak hanya terpusat di bagian barat Indonesia. Infrastruktur pun mestinya semakin yahud. Kalimantan juga relatif sedikit kemungkinan terjadi bencana alam, karena posisinya yang jauh dari gugusan gunung api serta jauh dari Samudera Hindia dan Pasifik.

Dari sekian banyak opsi, Palangkaraya menjadi salah satu opsi terdepan saat ini. Selain alasan yang sudah saya jabarkan sebelumnya, Palangkaraya memiliki daerah yang jauh lebih luas dari Jakarta. Gempa bumi? Gunung meletus? Tsunami? Aman. Lantas, apakah tidak ada minusnya apabila dipindah ke Palangkaraya? Nanti dulu.

Kalimantan merupakan paru-paru dunia. Sebutan ini bukan tanpa sebab, karena luasnya lahan hijau di pulau ini. Apabila ibu kota dipindah ke Palangkaraya, kuatirnya nanti daerah hijau ini akan semakin tergerus oleh pembangunan. Apa efeknya? Bumi makin panas, supply oksigen akan makin menipis. Siapa yang terkena dampaknya? Bukan hanya Kalimantan atau Indonesia, tapi bumi. Sehingga menurut saya ini harus dijadiakan bahan pertimbangan sebelum benar-benar diambil keputusan. Asalkan jangan digantung ya statusnya. Sakit.

Lantas, apakah Jakarta tetap dijadikan ibu kota saja? Jika tidak, daerah mana yang sebaiknya ditetapkan sebagai ibu kota berikutnya? Entah. Sebagai informasi, di belahan bumi lain ada yang berhasil memindahkan ibu kota negaranya. Ada pula yang berhasil dengan memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat ekonominya. Tinggal kita lihat bagaimana para perwakilan rakyat menyikapi hal ini. Semoga bukan hanya dompet dan perut mereka saja yang makin penuh. Salam!

Oleh: Religius Perdana Purba

blog

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun