Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yakin Akur dengan Mertua? Siapkan Mental Petarung

14 Juli 2018   21:28 Diperbarui: 16 Desember 2021   12:18 2445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sangat sering penulis mendengar kisah tentang tidak akurnya hubungan antara menantu dan mertua. Ada banyak  konflik yang melibatkan dua pihak ini. Baik yang terang-terangan maupun yang dipendam dalam hati. 

Tentu hal ini akan menyebabkan pernikahan rentan akan perceraian dan kondisi ini bisa menjadi bumerang. Mertua seakan memiliki hak preogratif  khusus untuk turut campur dalam urusan biduk rumah tangga sang anak.

Lalu, apakah hubungan menantu dan mertua selamanya akan dipenuhi konflik?

Tentu saja tidak! Banyak sekali mertua dan menantu yang mampu menjalin hubungan indah tanpa konflik. Memang tidak selalu mudah namun juga bukan hal mustahil. 

Semuanya kita yang menentukan, saat  anda masuki babak baru kehidupan. Artinya, kita akan memasuki naik tingkat dalam setiap ujian kehidupan dan levelnya lebih komlpeks. Itu artinya anda harus siap menjadi bagian dari sebuah keluarga asing.

Pernikahan, adalah hal yang sakral terutama di Negara kita Indonesia sebab menikah adalah  menyatukan dua insan dan  dua keluarga besar. Mungkin karena itulah, kadangkala sosok mertua menjadi "momok" yang cukup menakutkan bagi menantu baru.  

Hal yang paling kentara adalah tentu saja mertua perempuan dengan menantu perempuannya. Sudah bukan perkara rahasia lagi kalau ada banyak duri dalam hubungan dari keduanya, meski tidak selalu demikian.

Bagaimana hasilnya? Ternyata, kita adalah manusia yang sangat jauh dari sempurna Kita punva banvak kekurangan vang mungkin akan membuat orang lain merasa putus asa menghadapinya. Artinya lagi, orang pun butuh bertoleransi untuk menerima kita dengan apa adanya.

Tentu sebelum konflik itu terjadi, pasangan harus segera instrospeksi masing-masing. Jangan sampai konfik menjadi membara dan membesar.

Okelah, pasangan menilai kita saat ini  sempurna. Namun, sampai kapan itu? Menurut para ahli, cinta di antara pasangan itu hanya bertahan selama beberapa waktu paling lama 2-3 tahun saja. Kemudian, perlahan tapi pasti semua gairah akan memudar seiring waktu tanpa kita sadari.

Ketika itu sudah terjadi, tidak ada lagi "pemakluman atas semua kekurangan kita. Pasangan mungkin akan melihat dengan Dandangan dan penilaian yang berbeda. Kita yang tak sempurna ini, apa punya hak untuk meminta mertua yang sempurna pula?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun