Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saling Peduli Menjauhkan Pengaruh Radikalisme

2 September 2017   15:58 Diperbarui: 2 September 2017   16:20 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: laotraesquinadelaspalabras.blogspot.co.id

Membangun kepedulian di Indonesia seharusnya lebih mudah. Karena di negeri ini mempunyai banyak suku dan budaya, yang sama-sama mengajarkan kepedulian antar sesama. Di negeri ini juga mengakui agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu, yang juga menganjurkan untuk saling peduli antar sesama. Bahkan, aliran kepercayaan yang ada di Indonesia pun, juga mengajarkan sikap saling peduli. Jika melihat ini saja, semestinya masyarakat Indonesia tumbuh menjadi masyarakat yang sangat peduli, suka membantu, saling menghargai dan ramah kepada siapa saja.

Jika melihat yang terjadi saat ini, masih saja ada pihak-pihak yang sengaja mengganggu masyarakat kita yang ramah ini. Keramahan yang ada selama ini justru berubah menjadi kemarahan. Islam yang damai diganggu oleh kelompok radikal dan teroris, dan dirubah menjadi Islam yang identik dengan perilaku kasar. Padahal, Islam dan budaya Indonesia tidak pernah mengajarkan untuk berbuat kasar, mengumbar kebencian, ataupun perilaku jahat yang lain. Perilaku yang berpotensi memecah belah bangsa inilah, yang diharapkan oleh kelompok radikal. Sehingga bisa dijadikan pembenaran bagi mereka, untuk memunculkan kembali konsep kekhilafahan. Padahal konsep itu dinilai tidak sesuai jika diterapkan di Indonesia.

Pekan ini, seluruh umat muslim di seluruh dunia merayakan hari raya idul adha. Perayaan yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban ini, merupakan simbol kepedulian Islam sejak dulu. Masyarakat mengumpulkan rejeki untuk dibelikan hewan kurban. Lalu hewan kurban yang umumnya beruba kambing atau sapi ini, kemudian disembelih tepat pada 10 Dzulhijah. Daging hewan kurban tersebut kemudian dibagikan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan.

Kepedulian ini semestinya tidak terjadi pada saat momentum idul adha saja. Tapi juga harus dilakukan pada kehidupan sehari-hari, tidak hanya kepada sesama muslim, tapi juga kepada siapa saja dengan latar belakang yang berbeda. Karena pada dasarnya Islam tidak pernah membeda-bedakan. Sudah semestinya setiap muslim memberlakukan sama kepada siapa saja. Keberagaman dalam perbedaan penting untuk terus disuarakan. Karena kelompok radikal selalu mempersoalkan keberagaman yang sudah ada di negeri ini.

Kehidupan tanpa kerukunan, akan memunculkan berbagai konflik. Orang saling curiga, tidak ada rasa saling percaya satu dengan yang lain. Kehidupan tanpa kebersamaan, juga akan terasa hampa. Tidak ada rasa saling tolong menolong, tidak ada saling peduli antar sesama. Yang terjadi justru saling mencaci dan saling mengeksploitasi. Apakah kita ingin Indonesia seperti ini? Jika tidak, saatnya kita berubah. Jangan sampai kita menjadi pribadi yang tidak peduli. Jadilah pribadi yang peduli antar sesama. Karena dengan kepedulian, bisa memunculkan kebersamaan. Dan negeri yang luas ini butuh kebersamaan kita semua, agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun