Mohon tunggu...
Raja Raijani
Raja Raijani Mohon Tunggu... -

Pecinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kedaulatan Bangsa Anti Minder

30 November 2013   17:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah jadi sebuah penampakan umum ketika banyak dari orang Indonesia yang minder dengan orang asing. Mulai dari hal kecil dalam kehidupan sehari-hari sampai urusan diplomatik, bangsa kita seolah minder jika berhadapan dengan orang asing. Menarik melihat performa Timnas sepakbola U19 Indonesia yang tampil cemerlang hingga bisa mengalahkan juara bertahan Piala Asia U19 Korea Selatan. Hal yang paling menarik ialah komentar dari sang pelatih Indra Sjafri saat konferensi pers "Jangan terlalu dibesar-besarkan soal Korsel, Indonesia lebih besar dari Korsel, kami akan mengalahkan mereka pada 12 Oktober nanti". Pernyataan Indra Sjafri tersebut seolah memberi bantahan kepada penulis bahwa bangsa Indonesia itu bangsa yang minder, sosok pantang minder Indra Sjafri patut kita teladani, entah berkarya atau bekerja di bidang apapun kita.

Heboh soal berita penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia beberapa waktu lalu menjadi ujian besar bagi kehormatan diplomatik negara kita, saat itulah perwakilan bangsa kita harus berani tegas terhadap Australia sebagai bangsa yang berdaulat, bangsa yang merdeka. Menarik disimak pernyataan Yusril Ihza Mahendra yang menyatakan bahwa pemerintah haruslah meninjau bahkan membatalkan berbagai perjanjian dengan Australia. Pertama, yang harus dibatalkan adalah kerjasama penanggulangan imigran ilegal yang masuk ke Australia. Yusril Ihza Mahendra benar-benar tahu betul bahwa negara kita sudah lama menjalani hubungan diplomatik yang tidak sama-sama menguntungkan dengan Australia, yang paling mengganggu ialah angkuhnya pihak Australia seolah-olah mereka akan selalu bisa mendikte negara kita.

Sejak jadi Menkumham Yusril Ihza Mahendra sudah desak Kemenlu untuk kaji ulang keanggotaan kita dalam IOM (International Organization for Migration). Keanggotaan kita di organisasi itu tidak banyak manfaatnya bagi kepentingan nasional. Toh, tidak banyak WNI yang mau mengungsi ke negara lain, tapi lebih banyak WN lain yang mau ngungsi ke sini. Keanggotaan kita di IOM dijadikan alat bagi Australia untuk menekan kita agar mau tampung imigran yang mau masuk ke negara mereka. Ingat pengalaman kita tangani pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Baru 20 tahun kita bisa menyelesaikannya. Waktu membahas soal imigran ini, Yusril Ihza Mahendra beberapa kali bersitegang dengan Menteri Imigrasi dan Menteri Kehakiman Australia. Sikap Yusril Ihza Mahendra terhadap Australia tegas saja. Yusril  Ihza Mahendra tidak mau negara kita ditekan-tekan ikuti kemauan Australia. Sementara sikap mereka juga tidak kooperatif tangani nelayan-nelayan kita yang tak paham batas laut di Pulau Pasir di selatan Pulau Timor. Pulau Pasir adalah pulau milik Australia, yang sering dikira nelayan Timor dan Bugis masih wilayah Indonesia. Nelayan-nelayan itu ditangkapi dan kapalnya ditarik ke Darwin dan mereka ditahan di atas kapalnya bertahun-tahun tidak boleh naik ke darat. Sikap Australia yang tidak manusiawi itu membuat Yusril Ihza Mahendra berang dengan mereka. Itu pula yang membuat insiden diplomatik ketika Yusril Ihza Mahendra menolak digeladah ketika akan memasuki gedung parlemen Australia. Yusril Ihza Mahendra anggap penggeladahan terhadap Menteri yang menjadi tamu yang diundang Pemerintah Australia adalah penghinaan. Dubes Imron Cotan waktu itu panik, karena Yusril Ihza Mahendra perintahkan delegasi RI tinggalkan Gedung Parlemen Australia. "Insiden baru selesai setelah PM John Howard minta maaf atas penggeledahan tersebut dan kami kembali ke gedung parlemen" ujar Yusril Ihza Mahendra. Sikap Australia yang terkadang arogan, memang perlu dikasih pelajaran. Jangan mau kita dihinakan negara asing.

Sikap tegas anti minder yang ditunjukkan Yusril Ihza Mahendra dan mentalitas pantang minder sebelum bertanding yang ditunjukkan Indra Sjafri bisa menjadi teladan bagi kita sekaligus mengingatkan kita bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar. Hidup Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun