Mohon tunggu...
Raja Raijani
Raja Raijani Mohon Tunggu... -

Pecinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia sebagai Negara Maritim

24 Desember 2013   12:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:32 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jelas kita ketahui bahwa secara geografis wilayah Indonesia didominasi oleh laut, sekitar 75% lautan dan 25% daratan. Kita juga memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 di dunia setelah Kanada. Berkah yang melimpah bagi rakyat/bangsa Indonesia yang begitu kaya dari sumber daya alam, dan memiliki posisi geopolitik maupun geoekonomi yang sangat strategis, serta memiliki SDA yang begitu besar baik di daratan maupun di lautan. Karunia yang begitu besar ini tinggal bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya, kita akan menjadi kufur nikmat apabila kita tidak mampu mengelola dan memanfaatkan apa yang kita miliki ini untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa kita.

Yusril Ihza Mahendra memaparkan sebuah ‘Konsep Pembangunan Negara Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Yang Adil dan Sejahtera’ saat menghadiri Diskusi Terbuka Forum Rektor Indonesia Se-Jawa Barat dan Banten di Universitas Padjajaran Bandung. Pada diskusi tentang Negara kepulauan tersebut, Yusril menyampaikan bahwa beliau teringat apa yang dilakukan seorang sultan di Melaka namanya Parameswara atau lebih dikenal dengan nama Sultan Iskandarsyah yang pertama kali menulis sebuah kitab yang bernama karun laut kesultanan Melaka. Itu adalah satu interpretasi hukum islam terhadap masalah kelautan mengingat posisi selat malaka yang sangat strategis pada waktu itu yang dijadikan sasaran oleh para perompak mulai dari Sri Lanka sampai Majapahit. Selat malaka sejak awal abad 15 memainkan peran strategis dalam menghubungkan antara asia barat, asia tengah, dan asia timur yang pada waktu itu orang eropa baru sampai ke kawasan asia. Masalah keamanan seperti itu masih sama seperti sekarang.

Prof Yusril Ihza Mahendra juga memaparkan terdapat 3 kategori pertahanan laut yang kita punya, pertama adalah pertahanan terluar/daerah penyangga, kedua pertahanan di dalam yang mejadi daerah pertahanan sesungguhnya di laut, yang ketiga adalah pertahanan inti yang terletak di sepanjang garis pantai dan di daratan dari pulau-pulau itu. Kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 15 dunia saat ini. Tapi kita tetap juga harus mewasapadai, Negara kepualauan itu menjadi rawan penyusup dari luar yang setiap saat datang mengancam kedaulatan Negara dan sekaligus juga dapat mengeksploitasi potensi kekuatan ekonomi kita yang ada di laut. Dari peta kekuatan militer yang kita miliki sekarang ini Nampak sekali kekuatan pertahanan kita di zona ekonomi eksklusif sangat lemah, karena pada sisi itu sebenarnya kekurangan equipment, alutsista, kapal selam, rudal jarak jauh, dan pesawat-pesawat udara pengintai. Memperkuat kekuatan militer kita di laut sekaligus menjaga ketahanan ekonomi kita. Kenapa penting, karena keutuhan teritorial mutlak bagi seluruh Negara.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis pantai yang sangat panjang dengan berbagai limpahan potensi yang ada. Menurut Prof. Yusril, pasir putih yang banyak ditambang di beberapa pulau Indonesia ternyata memiliki kandungan metal di dalamnya. Bahkan ini menjadi potensi yang sangat menjanjikan untuk Indonesia maju mendikte dunia.

“Kita mampu mendikte dunia kalau kita menguasai mineral-mineral baru,”ungkap Prof. Yusril.

Prof. Yusril dalam pencalonannya sebagai presiden mengusung konsep ekonomi maritim yang handal untuk kesejahteraan. Selain itu ia akan mengusahakan menempatkan orang pada keahliannya. Menurutnya, sebuah kabinet bukan one man show, tapi menteri yang handal dengan pengambilan keputusan yang tepat dengan sumber daya yang kita miliki untuk kesejahteraan.

“Negara Indonesia adalah negara kepulauan, dan laut akan menjadi basis kemakmuran terkuat kita di masa depan,” tukas Prof. Yusril  optimis.

Pemaparan konsep dari Yusril Ihza Mahendra dibahas langsung oleh Prof. Laode, forum diskusi berubah menjadi nuansa kelautan. Prof Laode juga menyampaikan kekaguman dan beliau sependapat dengan konsep yang dipaparkan Prof Yusril Ihza Mahendra akan pentingnya pembangunan Indonesia sebagai Negara kepulauan dan memperkuat ekonomi maritim. Banyak potensi yang bisa digali dari laut yang kita miliki, mulai dari perikanan, pertambangan mineral sampai pariwisata.

“Saudara Yusril ini dengan cemerlang saya terus terang, menyampaikan bagaimana maritim dan laut itu bisa memakmurkan Indonesia ini,” ujar Prof Laode

Prof Laode juga menyoroti lemahnya pembangunan maritim atau sektor laut Indonesia oleh para pemimpin Indonesia selama ini.

"Persoalan kita kan pemimpin kita itu selalu daratan oriented bukan maritime oriented, itu problem kita yang besar kan disana," tambah Prof Laode.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun