Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kisah Sukses Al Jazeera Network (Inspirasi Untuk Metro TV dan TV One)

10 Februari 2011   22:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43 2338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_90061" align="aligncenter" width="640" caption="Al jazeera network (dok al jazeera english)"][/caption] Anda mungkin tercengang bila mendengar misil Amerika menghantam kantor stasiun TV. Terheran-heran Amerika menjebloskan jurnalis ke penjara Guantanamo dengan tuduhan terorisme. Tak habis pikir Presiden George Bush dan Jendral Collin Powell meminta Emir Qatar agar menutup atau menjual Al Jazeera Network. Tapi itulah kisah nyata. Bisa jadi  karena tidak berkenan dengan gaya liputan berita blak-blakan ala Al Jazeera untuk memberi hak jawab kepada semua pihak yang bertikai. Sebuah spirit keterbukaan informasi yang mengancam dominasi Barat untuk terus mencekoki dunia dengan pemberitaan yang sesuai dengan kepentingan nasional mereka. Atau, Amerika (baca: Barat) hanya melaksanakan keinginan kliennya yaitu para diktator di Timur Tengah yang merasa terancam ketika rakyat melek apa yang sebetulnya dilakukan oleh Raja dan Presiden mereka. [caption id="" align="alignleft" width="120" caption="al jazeera network logo (dok aljazeera.svg)"]

al jazeera logo (dok aljazeera.svg)
al jazeera logo (dok aljazeera.svg)
[/caption] Penulis tidak akan bahas detail profile al Jazerra Network yang dapat ditemui di banyak sumber. Namun lebih kepada sisi-sisi menarik perjuangan panjang sebuah media massa dari negeri kecil di jasirah Arab yaitu Qatar. Sebuah rangkaian perjuangan yang layak untuk diteladani oleh media-media serupa di negara berkembangan, misalnya Indonesia. Agar tidak terlena dengan penjajahan informasi dengan segala dampak negatifnya yang merugikan negara-negara kecil dan berkemembang. Kenapa Al Jazeera? Apa yang menarik? 1) Siapa menyangka dunia Arab yang dikenal tertutup mampu memukau dunia dengan kehadiran jaringan TV kelas dunia yang menjadi santapan wajib petinggi Gedung Putih sejajar dengan CNN dan Foxnews? 2) Siapa menyangka keluarga emir Qatar bertekad menggedor publik Arab dengan keterbukaan media massa yang bertentangan dengan media milik pemerintah yang penuh kebohongan? 3) Siapa menyangka bahwa negeri kecil Qatar serupa Singapura menjadi pusat inspirasi gerakan demokrasi, revolusi rakyat, dan keterbukaan informasi yang justru membuat negara-negara Barat dan Arab panik? 4) Saking paniknya - Barat dan diktator Arab - Al Jazeera pun mencatat buku hariannya yang ditulis oleh banyak media massa di dunia dengan  kisah pembunuhan jurnalis, penganiayaan, pelarangan liputan, dan pengusiran oleh pejabat Arab dan Barat. > [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="presenter al jazeera (doc graziadaily.co.uk)"][/caption] Awal perjuangan Al jazeera bermula tahun 1996 dengan merekrut sebagian crew dari BBC milik Saudi yang bermarkas di Doha Qatar yang ditutup karena crew BBC menolak sensor dari Kerajaan Saudi. Dunia Barat menyambut Al Jazeera sebagai corong keterbukaan informasi di dunia Arab untuk menyuarakan pendapat rakyat secara demokratis. Perlu diketahui bahwa media milik pemerintah di negara Arab serupa dengan TVRI dan koran Suara Karya pada jaman Orde Baru Indonesia.  Tapi bulan madu dengan Barat tidak berlangsung lama. Ciri khas Al Jazeera adalah gesit dalam pemberitaan dari suara langsung dari rakyat, mengangkat topik yang tidak dijamah oleh kebanyakan media, memiki crew militan yang berani mati demi memperoleh informasi dari tangan pertama. Al Jazeera menuai kecaman dan permusuhan dari elite Barat dan Penguasa Arab ketika pasca tragedi 9/11 menayangkan video Ossama Bin Laden. Amerika marah karena menilai sebagai propaganda pro terorisme. Al Jazeera beralasan bahwa tugas jurnalis untuk beri kesempatan bicara kepada semua pihak yang bertikai. Sejak itu musuh musuh Al Jazeera berusaha mengaitkannya dengan kelompok Al Qaeda di Afghanisan, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hammas di Palestina, dan Hisbullah di Syiria/Libanon. Namun tidak pernah terbukti. Malah tudingan ngawur tsb menarik simpati kalangan intelektual independen dunia untuk menjadi konstributor berita, esei, dan analisis. Sehingga Al Jazeera kian bergengsi di mata dunia sebagai media alternatif. Belakangan terbukti banyak analis independen Barat mengendus kemarahan Barat tidak lain karena runtuhnya dominasi media massa Barat di Timur Tengah menyusul rontoknya ekonomi mereka disalip oleh China. Tadinya baru menempatkan kantor cabang di Kuala Lumpur, London, Washington. Kini tersiar kabar Al Jazeera melebarkan sayap ke Bosnia, Pakistan, Turki, India, China, dan Rusia. Malahan ancang ancang untuk menerbitkan koran Al Jazeera berskala internasional. Hambatan dan rintangan menghadang dari banyak pihak yang tidak suka dengan keberadaan Al Jazeera yang lain daripada yang lain di tengah padang pasir. Namum kegigihan pemilik dan crew mampu membukukan prestasi gemilang dan mencengangkan. Al jazeera menjelma menjadi media paling digemari di jasirah Arab. Kini Al  Jazeera mengklain tak kurang dari 50 juta pemirsa setia saben hari. Bahkan 100 juta pemirsa di seluruh dunia. Sebuah penilitian menemukan rakyat Arab 80% penyuka Al Jazeera versus 20% penyuka media milik pemerintah. Sejak Maret 2006 Al Jazeera Network menjelma mejadi media dunia,  kini terdiri atas beberapa  flagship: Al Jazeera Arabic channel, Al Jazeera English, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Sport, Al Jazeera.net (the English and Arabic web sites), the Al Jazeera Media Training and Development Center, the Al Jazeera Center for Studies, Al Jazeera Mubasher (Live), and Al Jazeera Mobile. Bahkan ketika terganjal masalah bahasa Inggris untuk versi dunia maka  September 2007  Al Jazeera menyewa Phil Lawrie, mantan  Vice President  CNN untuk Distribusi Komersial, tujuannya adalah  “to spearhead the effort as Director of Global Distribution,” kata PR Al Jazeera diplomatis. [caption id="" align="aligncenter" width="388" caption="presenter al jazeera (doc thisisbeirut.wordpress.com)"][/caption] Daftar Presenter dan jurnalis Al Jazeera meliputi berbagai bangsa a.l.: Khadija Benguenna, Nima Abu-Wardeh, Laila Al Shaikhli, , Jasim Al-Azzawi, Tayseer Allouni,  Tareq Ayyoub, Jihad Ballout, Stephen Cole, Jane Dutton,  Ghida Fakhry, David Foster (journalist), Yosri Fouda,  David Frost,  Steve Gaisford, Imran Garda, Steff Gaulter, Shiulie Ghosh, Richard Gizbert, Jamal Rayyan,  Darren Jordon, Rizwan Khan, Hamish MacDonald, Teymoor Nabili, Maryam Nemazee, Rageh Omaar, Shahnaz Pakravan, Amanda Palmer (journalist), Verónica Pedrosa, Faisal al-Qassem, Sohail Rahman, Robert Reynolds (journalist), Josh Rushing, Kamahl Santamaria, Mark Seddon, Barbara Serra, Lauren Taylor, Sami Zeidan, Ahmed Mansour. Belum termasuk para kontributor, guest speaker, blogger yang berdatangan dari penjuru dunia. Berikut ini beberapa halangan dan rintangan yang menghadang dari para penguasa yang bernapsu untuk menghancurkan Al Jazeera: >

- Desember 2001: Cameraman Al Jazeera  Sami Al Hajj ditahan hingga  May 2008 tanpa tuduhan yang JELAS   di  Guantánamo Bay, disertai penganiayaan fisik dan  secara seksual . Pejabat Amerika mengatakan karena alasan keamanan. Sami Al Hajj dipaksa  mengaku sebagai anggota Al-Qaeda.

- 13 November 2001: Serangan rudal AS menghancurkan kantor Al Jazeera di Kabul.

- 03 Oktober 2001 : Menlu Amerika Jendral  Colin Powell  membujuk  Emir  Qatar untuk menutup Al Jazeera. - 24 Maret 2003: dua wartawan Al Jazeera yang meliput New York Stock Exchange (NYSE) dilarang beroperasi di lantai perdagangan bursa.

- 8 April 2003:  Kantor Jazeera  di Baghdad dihantam rudal AS, menewaskan reporter Tareq Ayyoub dan melukai lainnya.

- 4 Juli 2004 : Pemerintah Aljazair membekukan kegiatan  koresponden Al Jazeera.

-  30 Januari 2005:  New York Times melaporkan bahwa pemerintah  Qatar di bawah tekanan rezim George W Bush  untuk untuk menjual stasiun TV Al jazeera.

- 22 November 2005:  Tabloid The Daily Mirror menerbitkan cerita  memperoleh memo bocor dari 10 Downing Street (kantor PM Inggris) bahwa mantan Presiden George W. Bush  mempertimbangkan pengeboman markas Al Jazeera di Doha pada bulan April 2004, ketika Marinir AS yang melakukan serangan diperdebatkan di Fallujah.

-15 Juli 2009: Otoritas Nasional Palestina menutup kantor Al Jazeera di Tepi Barat. - FIFA 2010:  Al Jazeera gagal tayang meliput Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dilaporkan ada gangguan saluran dan ketika diperbaiki tetap tidak beres. The Guardian mewartakan bahwa gangguan tsb adalah ulah dari pemerintah Jordania. - 30 Januari 2011: Pemerintah Mesir memerintahkan saluran TV untuk menutup kantornya, disusul sehari kemudian di mana Pasukan Keamanan Mesir menangkap enam wartawan Al Jazeera selama beberapa jam dan menyita peralatan kamera mereka. - Pemerintah Israel hanya menginjinkan crew Al Jazeera interview dengan 3 pejabat teras, yang lain dilarang bicara dengan Al Jazeera. - Perusahaan telekomunikasi Amerika menolak menyediakan channel untuk Al Jazeera agar publik Amerika tidak dapat sekedar menengok siaran TV Al Jazeera. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Gaza Blogger for Al Jazeera (doc al jazeera english)"][/caption] Bagaimana dengan Indonesia? Adalah sangat disayangkan bila modal besar konglomerat Indonesia hanya untuk mendirikan stasiun TV Berita dan portal berita tanpa mengubah kedudukan sebagai narasumber kelas dua di bawah CNN, BBC, ABC dll untuk liputan berita di wilayah nusantara dan sekitarnya. Apalagi untuk berbicara di level Asia Tenggara, Asia, dan dunia. Akankah terus menjadi etalase dagangan produk asing dalam bentuk budaya, pemikiran, dan kebijakan publik yang belum tentu sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia? Mungkin para petinggi TV One dan Metro TV perlu mengubah orientasi. Yaitu mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan pencerdasan bangsa. Serta menahan diri untuk tidak turut serta berebut jabatan RI-1 dan RI-2 dengan media massa miliknya sebagai corong propaganda politik. Jika tidak demikian maka publik selalu mencurigai fungsi kontrol sosial media tersebut karena dibayangi oleh  agenda tersembunyi pemilik media untuk merebut kursi nan empuk di istana negara. Atau.... jangan-jangan pemilik Metro TV dan TV One menjadikan media tsb untuk mengejar ambisi politik pribadi. Hemmm. * Salam tuljaenak RAGILE, 11feb2011 > > Sumber:- Al Jazeera English, The Guardian UK, The Huffington Post USA, About.com USA >

Postingan sebelumnya :

Kebohongan Pemimpin dan Media Massa Barat Soal Revolusi Mesir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun