Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tim Garuda, Kalian Tidak Sendiri

26 Agustus 2017   19:20 Diperbarui: 26 Agustus 2017   19:25 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia. sumber: Kompas.com

Tak terasa, beberapa menit lagi, perhelatan antara Indonesia vs Malaysia yang akan memperebutkan tiket menuju final Sea Games 2017, diyakini berlangsung sengit. Masing-masing kedua Negara dipastikan akan menunjukkan permainan apik.

Tidak menutup kemungkinan, dalam laga klasik ini, kekalahan menjadi pengalaman paling pahit dalam sejarah. Sementara kemenangan, menjadi hadiah paling manis untuk dipersembahkan kepada Negara.

Sorak sorai seporter sebagai sumber penyemangat kedua tim dalam mengarungi rumput hijau stadium Shah Alam. Meski dikabarkan pemain utama Timnas, Hansamu Yama, Hargianto, dan Marinus Wanewar tidak dapat bermain akibat akumulasi kartu kuning. Pelatih Coach Milla punya strategi tersendiri mengatur tim yang asuhnya.

Kehadiran Evan Dimas saat melakoni laga Indonesia vs Vietnam, memberikan kabar baik untuk pertandingan mala mini. Sebagai tokoh utama lapangan hijau, Evan Dimas harus mampu mengatur ritme permainan dikala tiga pemain utama tidak dapat bermain.

Kita masih pesimis, Indonesia mampu melewati tim tuan rumah menuju final. Mengapa tidak, meski mampu menghadang tim unggulan Sea Games, Vietnam, tentu tidak sama menghadapi Malaysia. Hanya keberuntunganlah, Indonesia bias kembali mengibarkan bendera merah putih didalam stadion.

Kita tidak perlu pesimis, Indonesia masih memiliki peluang untuk menang. Berkaca saat bermain melawan Vietnam, dengan semangat dan perjuangan gigih pemain, mampu menahan gempuran tim lawan hingga tidak mampu menjebol gawang yang dikawal Satria dan Aji. Kalau semangat ini yang terus di pertahakan, ditambah lagi dengan strategi Coach Milla, pasti mampu mencetak gol ke gawan Malaysia.

Melawan tim tuan rumah memang tidaklah mudah. Malaysia tidak ingin mempermalukan negaranya dihadapan masyarakat yang menyaksikan pertandingan sekelas el clasico.

Satu gol saja cukup untuk membawa Indonesia kembali melaju ke final untuk kesekian kalinya, bertemu Vietnam ataukah Miyanmar, yang jelas harus mengalahkan Malaysia. Jika merujuk ke sebuah adagium "kalah menang itu biasa, yang penting bermain bagus", ini boleh -- boleh saja. Tapi, tidak ada satu alasan untuk tidak menang.

BELAJAR DARI SANTAN

Berawal dari kelapa, hidup dengan penuh tantangan, yang dimana setiap jam berhadapan dengan hembusan angin, hujan, hingga panas terik matahari. Tapi, kelapa tetap saja bisa bertahan. Beberapa minggu kemudian, tibalah waktunya kelapa jatuh dari pohon. Tidak hanya sampai di situ, kelapa malang ini kemudian dipungut dan dikupas dipisahkan dari sabuknya. Bagi kelapa, sabuk yang telah melindungi dirinya selama ini, harus terpisah jauh.

Belum sampai di situ, masih ada manfaat lebih baik lagi. Usai di kupas, kelapa kemudian diparut dan diperas hingga mengeluarkan santan yang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun