Mohon tunggu...
Raden Arjuna
Raden Arjuna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Selama Menjadi Gubernur, Ahok Mampu Tekan Angka Pengangguran di Ibukota

15 Maret 2017   18:14 Diperbarui: 15 Maret 2017   18:15 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jumlah penduduk di dunia saat ini semakin bertambah banyak dan pertambahan itu berlangsung begitu cepat dari tahun ke tahun, dimana hingga saat ini jumlah penduduk dunia telah mencapai 7 milyar jiwa. Jumlah itu sudah sangat besar jika dibandingkan dengan daya dukung lingkungan yang semakin tergerus oleh lahan pemukiman penduduk yang tak terkendali.

Tentu saja akan muncul berbagai dampak jika ledakan penduduk tidak ditangani secepatnya. Dampak tersebut antara lain adalah kemiskinan, kelaparan, pengangguran, berkurangnya tempat tinggal, kemacetan dan tingkat kematian.

Tak berbeda jauh dengan beberapa kota lainnya, Jakarta beberapa tahun yang lalu juga memiliki permasalahan ledakan penduduk yang cukup signifikan. Bahkan, setiap tahunnya ada ribuan pendatang di Jakarta. Ada juga penduduk Jakarta yang datang kembali ke Jakarta dengan membawa sanak saudara mereka. Sehingga tak jarang kita melihat kawasan kumuh dan rumah-rumah di bantaran kali atau rel kereta api serta pengangguran sebagai akibat dari lonjakan pertumbuhan penduduk.  

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tak tinggal diam melihat kondisi Jakarta yang sangat memprihatinkan tersebut. Bahkan berdasarkan temuan Badan Pusat Statistik  (BPS), angka pengangguran di Jakarta terkikis signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2016 mencatatkan rekor terendah pengangguran terbuka dalam 20 tahun terakhir. Jika dilihat dari tahun 1986 (sebagaimana data yang ada di BPS) atau dalam 30 tahun, maka angka pengangguran terbuka tahun ini adalah yang terendah setelah tahun 1993.

Semester kedua 2016, pengangguran terbuka di DKI Jakarta hanya sekitar 6,12%, sementara di semester pertama 5,77 persen. Angka ini turun secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2011 atau satu tahun sebelum Joko Widodo dan Basuki Tjahaya terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Tahun 2011, angka pengangguran terbuka di ibu kota berkisar 10,86 persen (semester pertama) dan 11,69 persen (semester kedua). Dengan kata lain, pemerintahan Jokowi-Ahok yang kemudian dilanjutkan oleh Ahok-Djarot berhasil mendorong penyerapan tenaga kerja secara maksimal di DKI Jakarta hanya dalam waktu kurang dari lima tahun.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemerintah DKI berhasil menciptakan suasana yang kondusif bagi para pencari kerja. Hal ini ditandai dengan semakin baiknya iklim investasi di ibu kota yang secara langsung membuka lapangan kerja. Reformasi birokrasi yang sejak awal didorong oleh Gubernur Ahok berhasil meningkatkan performa pelayanan publik di DKI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun