Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perhatikan Hal Berikut Ini Sebelum Buka Puasa Bareng Teman

2 Juni 2017   12:34 Diperbarui: 3 Juni 2017   10:10 2014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dailymoslem.com

Bulan Ramadan sudah masuk di hari ke-8, biasanya menurut pengalaman saya, kalau di hari-hari awal puasa waktunya berbuka bareng keluarga, hari pertengahan berbuka bareng dengan teman, dan beberapa hari menjelang Idul Fitri berbuka bareng dengan keluarga lagi. Biasanya lho ya, tapi ada juga yang tidak demikian.

Nah, memasuki hari pertengahan Ramadan, undangan berbuka puasa bersama barenng dengan teman datang silih berganti, deras, bagaikan arus sungai Ciliwung. Mulai dari teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman main waktu kecil, teman di organisasi. Seketika grup di WhatsApp, chat di Telegram, SMS, chat di Facebook banjir dengan undangan berbuka puasa  bersama.

Saya pun merasakan hal yang demikian. Kadang bingung juga mau jawab bagaimana. Bukan apa, terkadang tanggalnya bersamaan dengan buka bersama di tempat lain. Di satu sisi saya ingin sekali bertemu dengan teman-teman yang jarang saya temui sekalian bersilaturrahim, di satu sisi lainnya, tanggalnya bentrok, cuy! Gimana dah.. hahahaha

Tapi, menurut pengalaman saya yang sudah beberapa kali, bahkan setiap tahun mengadakan buka bersama teman, selalu saja ada yang kurang dalam penyelenggaraannya. Walaupun Alhamdulillah selalu berjalan dengan lancar. Setidaknya memang ada beberapa hal yang terkadang luput dari perhatian dalam penyelenggaraan buka puasa bersama teman. Apa saja? mari kita ulas satu-satu.

  • Buka Bersama Tidak Harus di Tempat Makan/Restoran

Yang pertama adalah hal tempat. Semua chat yang masuk di grup WhatsApp pasti menanyakan “Eh yaudah tentuin lah tempatnya mau di restoran mana? Restoran yang kekinian itu aja, yang tempatnya instagramable… dan sebagainya.”Bukan tidak boleh berbuka puasa di restoran, namun mengingat restoran di mana-mana penuh dan pasti full booked ada baiknya, kita berbuka puasa di rumah. Bukber di rumah juga nggak kalah seru dan menarik kok kalau benar-benar dikonsep.

Misalnya, bikin acara ngeliwet, pakai tema, pengajian yang mengundang ustaz, atau tarawih bareng. Waktunya pun jadi lebih fleksibel. Dan kalau berbuka puasa di rumah, pilihlah rumah teman yang mumpuni untuk dijadikan tempat bukber. Intinya sih, menurut saya yang pernah berbuka bareng di rumah teman, tak kalah asyik kok. Malah semakin mempererat silaturrahim karena kalau berbuka di rumah, otomatis, kita bisa menyegerakan sholat magrib tepat waktu pun sholat isya dan tarawih pun bisa kita kerjakan. Silaturrahim dapet, pahala pun dapet.

  • Jangan Memaksakan Bukber Jika Kondisi Tidak Memungkinkan

Buat saya ini penting banget. Kenapa? Ya begini pada intinya. Jangan memaksakan kondisi bukber jika memang kondisi kita gak memungkinkan. Bukber bukan menentukan kadar kesuksesan seseorang kok. Kondisi di sini artinya banyak, bisa kondisi waktu, kondisi keuangan, kesehatan, cuaca, dan sebagainya. 

Jangan pernah berpikiran “duh, gue jadi gak keren dong gak ikutan bukber. Gak bisa update di sosial media” intisari dari bukber atau buka bersama bukan untuk eksistensi. Kalau kondisinya memungkinkan, silakan datang. Tapi jika kondisinya untuk kita tengah tidak memungkinkan, ya tidak apa tidak datang. Asalkan tetap memberi kabar jika kita berhalangan untuk datang. Jangan memberi kabar tidak datang saat sudah malam, pasti teman-teman kita akan kecewa tanpa kehadiran kita.

  • Konsepkan Acara Bukber dan Tunjuklah Penanggung Jawabnya

Yang ketiga ini juga tak kalah penting. Jika memang serius untuk mengadakan buka puasa bareng dengan teman, terlebih dahulu konsepkan acaranya mau seperti apa. Mau di rumah saja atau buka bersama di restoran. Jika memang mau di rumah, silakan urun rembug mau di rumah siapa. Jangan sampai tuan rumah merasa terpaksa menyediakan fasilitas rumahnya untuk dijadikan buka bersama. Kan siapa tahu, memang kapasitas rumahnya tidak cukup untuk menampung banyak orang, atau alasan lainnya. 

Namun, jika mau bukber di restoran, silakan tunjuk PIC (Penanggung jawabnya) siapa. Jangan sampai tidak ada yang bertanggung jawab. Menurut pengalaman saya. PIC untuk bukber di restoran itu penting. Karena dengan adanya PIC untuk bukber di restoran, meminimalisir dampak full booked-nya restoran, karena di siang hari, si PIC bisa terlebih dahulu menelepon restoran untuk melakukan reservasi.

Tapi, baik bukber di rumah maupun di restoran, menurut saya tetap harus ada PIC (Penanggung jawabnya) sih kalau memang acara bukber itu dirasa penting. Misalnya, bukber bareng teman-teman yang sudah lama sekali jarang untuk ketemu, nah Si PIC ini bisa mengatur tanggalan yang pas, agar semua teman bisa ikut hadir bukber. Dan harus bijak mengambil keputusan juga. kalau di kalangan anggota teman SMA saya sih, si PIC ini mempunyai prinsip “yang rempong, ditinggal aja!” hahahaa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun