Mohon tunggu...
rama wibi
rama wibi Mohon Tunggu... lainnya -

i'am nothing but i want to be something...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film "Leher Angsa"

21 Juni 2013   10:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:39 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Title : Leher Angsa Genre : Family Rate : 3,5 of 5 Star

Lagi-lagi gw selalu lebih terpesona dengan film garapan Alenia Pictures ini, entah dari yang pertama berupa Denias sampe yang terakhir Di Timur Matahari, dan gw rasa Alenia adalah satu-satunya rumah produksi yang concern untuk mengangkat tema anak-anak, pendidikan dan juga budaya untuk daerah timur Indonesia. Tidak seperti film-film anak yang beredar sekarang dibioskop yang lebih mengutamakan ke-priyayi-an dan membentuk mental anak-anak menjadi menye dan cemen, antara Cowboy Junior atau Leher Angsa, pleeaaassseeee orangtua pilihlah LEHER ANGSA dan JANGAN BAWA BAYI ATAU BALITA ya….. Film ini dari segi cerita sebenarnya menceritakan apa yang benar-benar terjadi didaerah timur sana, disaat di Jekarta dan sekitarnya menikmati segala macam kebutuhan hidup, tetapi di Lombok timur sana masih ada yang mesti rela untuk makan hanya dengan sepotong tempe dan juga menikmati keindahan pegunungan Rinjani. Warga di desa tersebut memang apa adanya tidak muluk-muluk akan kehidupan yang serba wow, terlebih untuk satu hal yaitu buang hajat mereka benar-benar secara bersama-sama untuk ke kali dan membuang hajat di kali itu secara langsung. Tidak ada yang bisa merubah kebiasaan kotor mereka yang menyebabkan penyakit dimana-mana hingga Aswin yang menjadi pelopor untuk membuat WC leher angsa dirumahnya dan diikuti oleh para penduduk sekitarnya.

13717851702125789087
13717851702125789087
4 peran anak-anak ini bisa gw bilang sangat menghibur banget dan anak-anak banget, kental dengan kebisaaan mereka masing-masing disekolah, ada yang ngeyel dengan kebisaannya memainkan biola, ada yang terbiasa ngupil dikelas dan meperinnya dimeja kelas dan tingkah konyol mereka yang menjadikan 4 persahabatan yang lucu. Overall, film ini sederhana banget ceritanya, cuma ndak terkoneksi dengan baik antara awal, tengah dan akhirnya. Maksud yang disampaikan sebenarnya jelas cuma dari awal penonton mesti ngikutin tingkah polah masyarakat sana dahulu, jadinya rada bingung juga gw pas tengah-tengah, terlebih ALenia mencoba memainkan efek animasi yang masih kurang halus, dari gw sih ini udah cukup berkesan banget cuma sedikit agak kasar jadinya masih bisa nebak kalo ini efek animasi. Untuk komedi slapticknya cukup bisa membuat ketawa dan sedikit nyinyir kok, tapi yang membuat janggal adalah tampilnya efek animasi yang bikin gw nelen ludah dan berucap “iyyuuuuhhhhhhhh….” sedikit vulgar atau memang vulgar benar memang ALenia menampilkannya tapi kalo gw liat dari kebiasaan masyarakat sana ya memang seperti itu, cuma sayangnya pesan itu kurang sampai kepada penonton karena pasti penonton bakalan nelen ludah dan berucap “iihhhhhh apaan sih itu jijik banget….”. So, far ALenia sebenarnya ingin menyampaikan kepada kita yang tinggal di kota besar dengan bergelimpangan kemudahan bahwa masyarakat sana masih ada yang seperti itu dan inilah Indonesia, disaat siaran televisi dan film-film kita dibuat se-Hedon mungkin, ALenia mengingatkan untuk memperhatikan mereka yang terbelakang dari sisi kemudahan namun terdepan dari sisi cita-cita, tidak seperti di kota besar bukan…

137178526399672197
137178526399672197
1371785282375135092
1371785282375135092
Bagusnya film garapan ALenia sudah pasti keindahan alam yang disajikannya, kali ini Lombok yang digunakan ALenia untuk menggambarkannya kepada dunia *mungkin*, Lombok bukan hanya pantai Senggigi atau Gilitrawangan, dibawah kaki Rinjani juga terdapat keindahan desa dan bukit-bukit yang bikin gw berdecak kagum sama Indonesia ini. Film keluarga dan yang pasti cocok dengan anak-anak untuk diajarkan tentang Indonesia dibandingkan nonton filmnya si Iqbal dkk yang menurut gw sori gak mengajarkan anak menjadi anak Indonesia pada umumnya, hanya menampilkan kehidupan yang bukan sesungguhnya. Film ini sedikit aneh dan jorok mungkin bagi sebagian orang yang menganggapnya belum terbiasa, tapi bukan itu maksud yang disampaikan oleh ALenia.

~r4,20130621~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun