Mohon tunggu...
Humaniora

Kemanusiaan Indonesia

27 Mei 2017   12:43 Diperbarui: 27 Mei 2017   12:57 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya”-Khalil Gibran. Manusia sebagai makhluk social tidak dapat terpisahkan dengan makhluk hidup lainnya. Kita sebagai manusia harus saling menghormati dan mencintai, tetapi mengapa kini banyak sekali manusia yang melakukan perlakuan yang tidak pantas kepada manusia lainnya? Penyiksaan, pembunuhan, sampai dikriminasi pun kini sudah menjadi hal yang biasa terjadi dilingkungan sekitar. Sakit hati, iri dengki, serta dendam sering menjadi penyebab perlakuan tidak layak itu terjadi. Sebenarnya siapakah yang salah dalam kondisi seperti itu? Bagaimana cara mengatasinya?

Sebagai makhluk sosial, manusia harus bisa saling menghormati. Menghormati orang yang lebih tua dan teman-teman yang berbeda ras, agama, suku, dan lain-lain. Selain itu, kita juga harus menghilangkan ejekan-ejekan yang diberikan kepada kaum minoritas.Sehingga para kaum minoritas tidak merasa di diskriminasi. Memang banyak masyarakat yang sudah menghormati seseorang atau sekelompok orang yang berbeda dari mereka, tetapi masih banyak pula yang mendiskriminasi dan tidak menghargai kaum minoritas. Mungkin maksud mereka bercanda atau ingin lebih dekat dengan kaum minoritas tersebut, tetapi sadarkah mereka sebagian dari kaum minoritas itu tersinggung? Sebagai contoh yang sering terjadi di sekitar kita. Ketika kita meminta makanan atau barang kepada orang Cina dan orang Cina itu tidak memberi, pasti mucul pemikiran “emang dasar orang Cina pelit-pelit”. Jika kita bisa berfikir positif, mungkin orang tersebut memang tidak punya atau persediaan tinggal sedikit dan mereka masih membutuhkan itu. Selain itu, pernah terjadi kerusuhan Mei 1998, pada kerusuhan itu, masyarakat pribumi sebagai kaum mayoritas menindas masyarakat Tionghoa. Mereka melakukan pembakaran perusahaan dan aset milik masyarakat Tionghoa. Selain itu mereka juga melakukan pemerkosaan, penganiayaan, dan pelecehan terhadap wanita etnis Tionghoa.

Selain menghormati, manusia juga harus saling maaf dan memaafkan. Banyak masalah yang terjadi karena dendam dan sakit hati. Salah satunya pembunuhan. Pada saat ini pembunuhan tidak lagi hanya dilakukan oleh orang dewasa. Banyak juga dilakukan oleh pelajar sekolah dasar,sekolah menengah pertama,sekolah menengah atas,dan sekolah menengah kejuruan. Banyak para pelajar yang melakukan pembunuhan hanya karena pacarnya selingkuh, barangnya dirusak, dan temannya disakiti. Masalah sepele bisa berakibat fatal jika kita tidak saling maaf dan memaafkan.

Kita sebagai manusia juga harus menjaga hati agar tidak iri. Iri merupakan tanda tak mampu. Dengan iri manusia bisa melakukan segalanya perampokan, pembulian, bahkan sampai pebunuhan. Sebenarnya, jika kita bisa berfikir logis kesalahan dilakukan oleh kedua belah pihak. Seseorang tidak akan iri dengan orang lain jika orang lain itu tidak memamerkan barang atau apa yang dimilikinya. Ketika seseorang merasa iri dan ia ingin sekali memiliki apa yang dia tidak miliki, ia akan cenderung melakukan hal-hal yang tidak wajar demi mendapatkan apa yang dia mau.

Sebagai makhluk sosial, manusia harus bisa mengendalikan emosinya. Emosi kita tidak harus tersulut hanya karena masalah sepele yang terkadang bisa diselesaikan dengan keadaan kepala dingin. Kita juga harus bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan. Seperti semboyan negara Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Perbedaan akan menghasilkan sesuatu yang berarti jika kita menghargainya. Kita juga harus menghargai kaum minoritas. Di Indonesia kaum minoritas dan kaum mayoritas itu sama-sama bagian dari masyarakat Indonesia, jadi mereka juga memiliki hak yang sama dengan kaum mayoritas. Mereka juga ingin hidup damai, mereka juga ingin dihormati, dan mereka juga ingin mendapat apa yang sepantasnya mereka dapat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun