Mohon tunggu...
Humaniora

Gaduhnya Abad Ini (Editorial Singkat)

9 Juli 2017   19:35 Diperbarui: 9 Juli 2017   20:14 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya bangga ketika Indonesia dinobatkan sebagai negara ekonomi terbesar di dunia yg masuk G20. Saya bangga ketika inovasi-inovasi baru tercipta dari tangan-tangan rakyat Indonesia sendiri, tapi saya selalu berfikir suuzon karena setiap ada penemuan baru itu hanyalah penemuan tak ada kelanjutannya, seolah-olah ada pihak-pihak yang tidak ingin dirugikan.

Mungkin ini yg lebih konyol dan ndesoo ketika bangsa ini dianugerahi perbedaan budaya, agama, dan ras tapi rakyatnya benci akan perbedaan, atau yang lebih lucu lagi ketika budaya asli bangsa di tinggalkan tapi budaya asing lebih disukai seperti maraknya tayangan Indiaan, Koreaan, bahkan budaya berbau koreaan menjadi primadona yg sejatinya di negeri korea nya sangat mengaggumi budaya dan bahasa Indonesia. 

Ada lagi yang konyol ketika hukum menjadi alat politik atau kaum berduit, jadi orang-orang kismin or melarat kalau berdekatan hukum bisa-bisa binasa, ada lagi demokrasi yang koar-koar dengan cara berdemo turun kejalan yang tidak berfaedah atau berdemo seolah sekedar mengisi kegiatan, ada lagi yang lebih unik yaitu para senator atau wakil rakyat yang duduk-duduk manis di senayan mereka seolah sibuk dengan projek politik atau ribut digedung sidang.

 Lebih malunya, mereka tertidur pulas saat sedang membicarakan rakyat. Dan yang paling miris iyalah budaya korupsi, yaa korupsi seperti budaya yang setiap rezim pasti ada saja pejabat-pejabat yang melenggang di bursa KPK mengenakan jas oranye. Dewasa kini Pancasila seolah hanya sebatas hitam diatas putih dengan kelima simbolnya, dan kini berada di lorong-lorong sepi.

 Mana negara yang katanya paling toleransi di bumi ini? Saat kebencian dan fitnah disebar luaskan layaknya bakwan yang laris manis, mereka melempar batu ke danau tenang penuh ikan lalu sembunyi tangan, sampai-sampai ikan-ikan mabuk berpencaran, lantas apalagi? Ayo apa lagi kekonyolan yang terjadi di negara ini? Jujur saya muak dan terkadang ingin tertawa melihat kegaduhan-kegaduhan yang tidak bertujuan.

Terakhir, saya mengajak kepada pembaca untuk lebih memperdalam rasa cintanya kepada Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun