Jika pahlawan di zaman kemerdekaan berjuang dengan cara berperang untuk kemerdekaan Indonesia, Â maka kita saat ini sudah berbuat apa untuk Indonesia?
Bung, aku memang tak secerdas bung karno dan bung hatta yang telah mampu memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Tidak juga segenius Bj. Habibi yang mampu mengharumkan nama bangsa dengan karyanya yang begitu cemerlang. Aku hanya pemuda biasa yang berusaha merubah moral anak bangsa menjadi lebih baik lagi. Aku hanya pemuda yang sedang berusaha memanusiakan manusia. Menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, hanya itu yang melekat dihati ini.
Ya, seorang guru. Perlahan ku coba untuk menggandeng anak bangsa, merangkul mereka agar menjadi anak bangsa yang berkarakter, cerdas dan bermoral. Memang benar, mencetak karakter yang baik tidaklah mudah, untuk itu gurunya terlebih dahulu yang harus berkarakter, karena saya sadar, guru tak hanya sebagai pengajar. Tapi juga sebagai pendidik dan pemimpin.
Jika kita ingin melihat nasib suatu bangsa, maka lihatlah kondisi pemudanya. Jika hancur akhlak pemudanya maka hancur pula negara itu. Karena nasip negara di masa yang akan datang di tentukan oleh pemudanya. Nah, untuk mencetak pemuda yang berkualitas luar dan dalam, maka diperlukan tempaan dari guru.
Jika negara ini di ibaratkan rumah, maka guru adalah tonggaknya. Tanpa adanya guru sebagai penopang, sebuah negara tidak akan berdiri kokoh. Karena lahirnya maha guru berawal dari guru.
Nasip bangsa Indonesia saat ini ada di tangan guru. Seperti teori domino yang telah lama kita ketahui. Seorang guru di ibaratkan sebagai bagian terkecil dari negara, namun mampu memberikan pengaruh terbesar untuk indonesia.
Jika saja semua guru mampu memanusiakan manusia, maka saya yakin,tak lama lagi indonesia akan berjaya.