Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dimensia Bisa Disebabkan oleh Polusi Udara

24 September 2018   13:56 Diperbarui: 25 September 2018   08:48 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menghirup udara kotor atau berpolusi memang berdampak buruk pada kesehatan manusia. Namun, ternyata bukan hanya kesehatan paru-paru saja yang menjadi taruhannya. Sebuah studi juga meyebutkan jika polusi udara yang dihirup seseorang dapat menyebabkan dimensia.

Dimensia bukanlah sebuah penyakit, namun merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada otak. Dimensia ditandai dengan terganggunya mental seseorang yang menyebabkan gangguan berfikir dan hilang ingatan.

Penyebab dimensia salah satunya terjadi jika otak mengalami stroke berkali-kali. Beberapa penyakit saraf degeneratif, seperti parkinson, huntington, dan jenis multiple tertentu juga dpat menyebabkan dimensia.

Selain itu, HIV dan sebagian infeksi sistem saraf pusat, seperti meningitis atau peradangan membran otak, dapat memicu pengembangan dimensia.

Penyebab lainnya termasuk cedera traumatis pada otak akibat terjatuh atau mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, mengkonsumsi alkohol dan obat secara berlebihan, depresi, riwayat keluarga menderita dimensia, dan pertambahan usia.

Namun, penelitian teranyar menyebutkan bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko dimensia.

Mengutip dari CNNIndonesia, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open ini menemukan bahwa lansia yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara tinggi berisiko terkena dimensia dibandingkan mereka yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara lebih rendah.

Penelitian ini diikuti sekitar 130 ribu orang dewasa yang tinggal di London, Inggris, pada tahun 2004 dengan rentang usia 50-79 tahun. Hasilnya, 2.182 atau 1,7% persen mereka yang mengikuti penelitian menerima diagnosis dimensia.

Dimensia juga dapat menyebabkan perubahan sifat dan perilaku seseorang. Jika tidak ditangani, gejala dimensia akan menjadi semakin buruk dan mengganggu kegiatan keseharian seseorang.

Penurunan fungsi dapat terjadi dalam kurun waktu yang lama sebelum gejala dimensia muncul dan ditemukan. Gejala yang paling umum adalah hilangnya ingatan. Kemudian, penderita dimensia sering kali kesulitan dalam mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan keinginannya.

Kesulitan dalam membuat perencanaan dan mengatur suatu hal juga dapat terjadi pada penderita dimensia. Hal ini tentu akan sering terjadi disorientasi atau kebingunan pada sang penderita.

Ketika terdapat kecurigaan timbulnya gejala dari dimensia ada anggota keluarga, sebaiknya segera konsultasi dengan seorang dokter juga spesialis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun