Mohon tunggu...
Tiyan Purwanti
Tiyan Purwanti Mohon Tunggu... Guru -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ujian yang Menempa Jiwa

8 Mei 2017   13:09 Diperbarui: 8 Mei 2017   13:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya tahu bahwa setiap orang mempunyai kegalauan yang berbeda. Masalah yang berbeda dan pengetahuan yang membuatnya bertindak berbeda untuk mengatasinya. Itulah sebabnya, setiap pribadi menggurat satu karakter dalam kehidupannya. Menumbuhkan satu sikap yang mungkin akan dia yakini selamanya.

Saya berterimakasih kepada orang-orang yang pernah datang ‘menguji’; menguji kesabaran, keikhlasan, ketabahan hingga membuka peluang menguji keimanan. Orang-orang yang silih berganti datang memunculkan satu kesan baik atau buruk.  Lalu secara tidak sengaja saya menciptakan karakter dalam diri untuk mempertahankan diri.  Dimana karakter-karakter saya tersebut bisa kamu anggap menyebalkan.

Begitupun dunia ini, ada orang yang mengatakan bahwa hidup sebenarnya sederhana; mudah, hanya kita saja yang sering memperumitnya. Namun,  sebagian lagi menunjukkan tidak demikian, ada orang yang benar-benar berjuang; tidak sederhana dan mudah—rumit malah. Di luar sana ada kehidupan yang tidak sesederhana sebagian orang katakan. Poisisi yang paling menyedihkan bagi saya dan mungkin juga kamu adalah, saat kita tahu sebuah permasalahan yang terjadi namun sayangnya kita tidak bisa banyak membantu. Misalnya peperangan. Hati nurani kita menolak hal itu, tetapi nyatanya kita hanya bisa mengeluh dan duduk diam di depan layar TV menyaksikan peperangan terjadi.

Jiwa-jiwa yang di ‘paksa’ ditimpa ujian, akan tumbuh menjadi jiwa yang kuat dan tidak mudah menyerah. Mereka, jiwa-jiwa itu, tahu bagaimana bertindak bila dihadapkan dengan situasi paling sulit sekalipun. Tidak ada jalan lain kecuali berusaha dan kembali memasrahkan dirinya pada Maha Pencipta. Kembali bersujud dan berdoa. Itulah jiwa-jiwa yang senantiasa sadar; sesungguhnya Tuhan telah membuat segalanya mudah . Maka selama itu pula jiwa yang sadar akan terus bersandar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun