Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Arjuna Menang dengan Curang

22 November 2017   02:30 Diperbarui: 22 November 2017   02:49 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arjuna, selain dikenal sebagai lelananging jagad alias playboy, dia juga dikenal sebagai pemanah nomor wahid sejagat. Kehebatannya ini berkat bimbingan resi Durna. Pada suatu hari, ada seorang pangeran mendatangi resi Durna. Namanya Ekalaya. Dia berasal dari kaum Nisada, sebuah kaum pemburu. Tujuan kedatangannya adalah untuk belajar memanah dari resi Dorna. Dia meminta supaya resi Durna mengagkatnya sebagai murid. Tapi keinginannya ini ditolak oleh resi Dorna.


Didorong oleh keinginan yang kuat, Ekalaya akhirnya belajar memanah secara otodidak. Dia masuk ke dalam hutan dan membuat patung resi Dorna. Patung itu dianggapnya seolah-olah sebagai guru yang sedang menurunkan ilmu-ilmu memanah.


Berkat kegigihannya dalam berlatih, Ekalaya menjadi seorang prajurit yang dengan capaian yang luar biasa dalam ilmu memanah, yang sejajar bahkan lebih pandai daripada Arjuna, murid kesayangan Durna.


Suatu hari, di tengah hutan saat ia sedang berlatih sendirian,Ekalaya mendengar suara anjing menggonggong. Tanpa melihat, Ekalaya melepaskan anak panah yang tepat mengenai mulut anjing tersebut. Saat anjing tersebut ditemukan oleh para Pandawa, mereka bertanya-tanya siapa orang yang mampu melakukan ini semua itu selain Arjuna.


Para Pandawa akhirnya bertemu dengan Ekalaya di hutan itu yang memperkenalkan dirinya sebagai murid dari resi Durna. Pengakuan Ekalaya, membuat Arjuna galau. Dia khawatir bahwa ia tidak lagi menjadi seorang pemanah terbaik, ksatria utama.


Durna yang menyadari Arjuna sedang baper, lalu mengajaknya masuk hutan menemui Ekalaya.


Melihat kedatangan Durna, dengan sigap Ekalaya menyembah pada sang maha guru. Namun alih-alih mendapat sanjungan, Ekalaya malah kena dampratan sang maha guru. Alasannya, dia sudah pernah ditolak untuk menjadi murid, eh lalu diam-diam membuat patung tanpa restu. Durna menganggap ini sebagai penistaan terhadap sang resi.


Namun karena sudah terlanjur mendapatkan ilmu, maka Ekalaya dituntut untuk memberikan persembahan kepada Durna.  Durna meminta supaya Ekalaya mempersembahkan ibu jari kanannya. Ekalaya sadar bahwa tanpa ibu jari maka kemampuannya dalam memanah akan lenyap. Hampir mustahil dapat memanah sempurna tanpa ibu jari.


Namun karena Ekalaya menghormati sang maha guru maka dia ikhlas memotong ibu jarinya dan mempersembahkannya itu kepada sang maha guru.


Sejak saat itu, Ekalaya tak dapat berkontestasi dengan Arjuna dalam merebut posisi terhormat sebagai pemanah kampiun sejagad. Arjuna meraih ambisinya, namun ada setitik noda dalam gelarnya. Dia mendapatkan gelar itu dengan bantuan kecurangan dari sang resi.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun