Mohon tunggu...
E Kumalasari
E Kumalasari Mohon Tunggu... Freelancer - Info Warga

Catatan

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Potensi Tenun Ikat Sumba Timur

30 Juni 2019   22:50 Diperbarui: 1 Juli 2019   08:30 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal lebih dekat pegiat tenun asal Kabupaten Sumba Timur, tidak perlu jauh dateng langsung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kali ini untuk mendorong masyarakat Indonesia memilih berwisata belanja ke berbagai daerah maka di ajang pameran Gebyar Wisata & Budaya Nusantara (GWBN) 2019 di Jakarta, tempat yang patut Anda kunjungi untuk memuaskan nafsu belanja Anda.

Pameran ini sebenarnya berhasil menunjukkan hasil tidak hanya mengenalkan produk unggulan daerah akan tetapi juga memberikan nilai positif secara financial dalam penjualan, seperti para pengrajin para Usaha Kecil dan Menengah (UKM) jenis Tenun Ikat khas Sumba Timur.

Kepala Dinas Pemasaran Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur Deba Gaba S.IP menjelaskan, membawa tiga pengrajin untuk mengikuti pameran, dari sekian banyak pengrajin yang ada. 

"Kami melihat yang lebih memahami tentang tenun ikat itu sendiri, sehingga dalam memberikan penjelasan kepada pengunjung stand  mereka bisa menjelaskan lebih jelas mengenai pembuatan dan juga mengapa kain ini berharga sangat mahal," kata Deba Gaba dalam perbincangannya di hari terakhir pameran berlangsung, Minggu, 30 Juni 2019.

Ia melanjutkan, kalau produk ini diminati dan dibeli oleh pengunjung ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi para pengrajin bahkan bagi kami. "Sehingga kedepan orentasi dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumba Timur lebih fokus kepada UKM, untuk dibina, dan memberikan dukungan supaya UKM tenun ikat tidak akan pernah putus," ungkapnya.

Menurut salah satu perwakilan dari kelompok UKM kain tenun ikat Sumba Timur,  Marselinus Nggau, selama mengikuti pameran ini banyak yang bisa mengenal (kain tenun ikat), dan ternyata banyak yang laku terjual dengan omset sampai dengan penutupan kurang lebih sebesar Rp20 juta untuk satu kelompok UKM, dengan harga yang jual mulai dari harga kain yang terkecil seharga Rp150 ribu hingga Rp 7 jutaan. 

"Target kedepan berharap dapat bekerjasama dengan pemilik butik, dan kami (yang akan) menyediakan produknya," ungkapnya.

Ia juga mengatakan produk kain yang di minati yaitu desain yang terbuat dari kain Pahikung Sumba Timur, karena menghasilkan ikat tenun dengan pewarna alamnya lebih soft  ataupun lembut. 

Adapun Marselinus, berbagi tips untuk merawat kain tenun khas Sumba.

1. Saat dicuci
Apabila tenun Sumba dicuci gunakanlah air saja, dan jangan memakai detergen karena kandungan di dalamnya terlalu kuat dan bisa merusak warna asli. Cukup di celup sebentar setelah itu jangan di peras akan tetapi cukup di kibas saja.

2. Jangan Terkena Sinar Matahari Langsung
Jangan sampai kena sinar matahari langsung saat menjemur, untuk menjaga kecerahan warna dan bahannya.

3. Langsung di lipat
Jangan di setrika setelah kain tenun kering, akan tetapi langsung di lipat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun