Mohon tunggu...
Fiksiana

Indahnya Pulau Nyiur

21 Agustus 2017   01:38 Diperbarui: 21 Agustus 2017   01:44 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Mari kita bicara tentang sedikit saja kekayaan yang terkandung di negeri ini, Indonesia. Meskipun dibilang 'sedikit', akan tetapi sebenarnya itu adalah banyak jumlahnya. Hanya saja, banyak itu belum sepenuhnya kita rasakan sekarang ini.

Pertama, mari kita bicara tentang semangat manusia-nya. Pasti kita mengerti (semoga saja), bahwa kita ini adalah negara yang terbentuk dari asas-asas kemajemukan. Setiap hari kita bersua dengan budaya yang berbeda, orang yang berasal dari suku yang berbeda, bahasa yang berbeda dan masih banyak lagi. Banyak perbedaan yang kita miliki, itu bisa menjadi sebuah anugerah dan secara langsung juga merupakan musibah. 

Secara nalar, dapat kita temui kemungkinan terbesar sebuah komunitas hancur karena perbedaan. Sebagai contoh praktis adalah Rusia yang dulu kita kenal dengan Uni Soviet. Indonesia, negara yang sangat kita cintai ini, bisa saja mungkin sepuluh kali lipat kemungkinan juga terpecah menjadi beberapa wilayah yang berdiri sendiri. Pulau yang terpisah berjumlah belasan ribu, perbedaan filosofis antar suku bangsa juga sangat terlihat dan banyak hal lain yang bisa menjadi alasan yang rasional. 

Kenyataannya pulau nyiur ini tetap tersusun rapi di bawah bingkai Bhineka Tunggal Ika. Masih utuh dibawah kalimat sakral Negara Kesatuan Republik Indonesia serta masih rapat terikat oleh kesaktian Pancasila. Semangat kemanusian mana lagi yang diragukan dari manusia Indonesia ? Negeri ini sudah kenyang menjalani rintangan-rintangan hambar cobaan nasionalisme. Katakan saja deretan peristiwa sejarah seperti G-30 S PKI atau agenda terorisme tang dilancarkan oleh kelompok tertentu. Secara sadar dapat dikatakan bahwa perisai yang dibawa oleh Sang Garuda telah banyak penyok, tapi tetap bisa bertahan.

Kedua sekaligus terakhir adalah tentang pemimpinnya. Negeri ini telah melahirkan banyak pemimpin berkharisma dan berwibawa. Gagasan-gagasan lantang mereka telah tegas tercantum dalam tulisan-tulisan nyata sejarah bangsa. Sebanyak tujuh ujung tombak telah menahkodai negeri ini. Membawa bahtera bumi pertiwi ditengah ombak-ombak ganas yang mengancam keutuhan negara. Mereka semua adalah panutan kehidupan berbangsa dan bernegara, manusia pilihan Allah dari sekian banyak manusia di Indonesia. 

Yang menarik dari pemimpin negeri ini adalah ciri khas dan gagasan mereka. Sebagai contoh, mari kita melihat Presiden Soekarno. Seorang proklamator dan orator ulung. Idenya begitu cemerlang untuk membangun negeri ini, baik secara fisik maupun secara moral perilaku. Lantang suaranya memecahkan ketakutan rakyat Indonesia yang waktu itu masih berumur jagung. Izinkan penulis mengutip salah satu kalimat pidato yang secara subjektif penulis katakan ini adalah pidato terindah dari Presiden Soekarno. Pidato ini diberikan saat peringatan HUT RI pada tahun 1963 di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan dikenal sebagai "Genta Suara RI".

"Tetap tegakkanlah kepalamu! Jangan mundur! Jangan berhenti! Tetap derapkanlah kakimu dimuka bumi!".

Sungguh indah pulau ini, pulau nyiur yang tiada duanya di muka bumi. Bersyukurlah hidup di Indonesia dan Allah pasti menambah kenikmatan bagimu dan bagi bangsamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun