Oh...rembulan
Dikau pantulkan sinarmu
Pada dada bumi
Di pagi hari
Tak salah bila terik sang surya
Datang mengisap
Hingga sorot cahayamu katarak
Dewa mimpi pun bius dewi malam
Rembulan merintih-meringis-mendesah
Denyut jantungmu berpacu dengan nafsu malam
Yang haus akan tetesan embun fajar
Oh...mawar merah pun menangis
Di sela paha rembulan
Diombak dada bumi yang bergemuruh
Yang lapar akan sentuhan bibir langit
Sejenak kau lupa ranjang dunia
Yang disinggah
Oh...rembulan
Ritual atma ragamu
Tak didengar malaikat siaga malam
Hanya disambut cekikikan
Makhluk-makhluk penasaran
Arus nafas jiwamu tak seperti
Arus nafas jiwa
Adam dan Hawa
Direstu Ilahi
Disambut senyum para malaikat
Oh...rembulan yang diayun pohon bumi
Dikau telah tertusuk duri
Teteskan getah dalam perutmu
Dikau terlelap
Di samping raga bumi
Kini dikau coba merangkak
Di titian pagi
Mencari tubuh bumi yang berlari
Yang mengejar terik sang mentari
Yang menyusuri bibir langit yang beda
Oh...rembulan yang terluka
Liang lukamu kini hanya dibalut
Kabut tipis
Dierami mega hitam
Yang singgah bersemayam
Hingga tetaskan
Mendung tanpa hujan.
Batam Pos, 15022004