Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Shutter Island...Pendapat Saya Sebagai Psikiater

6 April 2010   11:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:29 39750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bebarapa minggu lalu akhirnya saya menyempatkan diri menonton film terbaru Leonardo DiCaprio, Shutter Island. Saya mengetahui lewat majalah film bahwa ini adalah salah satu dari 20 film terbaik yang perlu ditonton di tahun 2010. Teman-teman di FB juga banyak yang menyarankan saya untuk menonton, ada bahkan yang minta pendapat saya sebagai psikiater.
Usut punya usut ternyata memang film ini bercerita dengan setting sebuah rumah sakit jiwa di suatu pulau terpencil. Adegan awal ketika bintang utama muntah karena mual (yang dianggap mabuk laut) dan perbincangan dengan rekan sekerjanya yang baru dikenal membuat saya mengingat kembali perjalanan saya sebelumnya ke Amerika karena dalam dialog itu ditanyakan apakah si anak buah (Chuck) berasal dari Portland. Chuck menjawab dia berasal dari Seattle.
Cerita berlangsung dengan lancar, saya sempat kesal dengan peran psikiater yang dibawakan demikian apik oelh Ben Kingsley (pernah bermain dalam dan mendapatkan Oscar lewat peran Gandhi, Elegy). Dr.Cawley begitu berkesan tertutup. Perjalanan yang mengesankan seorang yang sangat bertekad mengungkap kasus membuat ceritanya menjadi seru walau terkadang ada dialog yang terlalu panjang dan membosankan, khas dialog sang Sutradara Marty yang karyanya bisa kita lihat di Departed (mendapatkan Oscar) dan Gangs of New York.
Tapi semua pasti setuju bahwa ending cerita memang demikian pintar. Penonton diminta mereka dan meraba kembali apakah yang 1 jam lebih dilihatnya tadi adalah kenyataan ataukah suatu waham/delusi dari si tokoh utama Teddy Daniels alias Andrew Laeddis.
Di bawah ini kesimpulan saya :
1. Yang anda lihat sejak awal bukanlah khayalan, ingat Dr.Cawley mengatakan pada akhir saat mereka bicara di Mercusuar bahwa ini adalah suatu program terapi yang berbentuk role play, di mana si pasien dibiarkan menjadi tokoh dalam khayalannya yaitu dalam hal ini adalah Deputy Marshall
2. Bila Dr.Cawley berhasil, maka dia akan melepaskan Andrew Laeddis si pasien dari suatu upaya operasi Lobotomy, suatu teknik operasi yang dipakai untuk membuat pasien skizofrenia yang agresif menjadi tenang namun tidak mempunyai rasa sakit lagi (ingat dialog ini bukan)
3. Semua pihak membantu dalam hal ini sehingga, saya sempat bertanya-tanya apakah pasien wanita yang hilang Rachel (nomor 1 yang muncul pertama kali) apakah termasuk dalam peran ini juga karena dia tentunya pasien. Namun bila dilihat ketika perbincangan tokoh utama dengan George Noyce, sepertinya untuk pasien tidak ada yang bermain peran, semuanya memang seperti apa adanya mereka
4. Adegan yang hanya melibatkan tokoh utama saja dengan lawan main yang pada akhirnya kita ketahui bukan Dokter (Chuck) atau sipir bisa dianggap sebagai suatu halusinasi dan delusi. Misalnya adegan bertemu dengan Rachel asli di gua.

Itu saja ulasan saya...intinya dalam adegan terakhir, gelengan kepala Dr (Chuck) adalah pertanda bahwa Ted Daniels alias Andrew Laeddis belum sembuh dan segera harus dilobotomy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun