Mohon tunggu...
Pryabiasa -
Pryabiasa - Mohon Tunggu... -

I don't wanna be in a world of sad and loneliness,the fool of all the emptiness, a shadow in the rain - Ordinary Man-fool's garden http://pryabiasa.multiply.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Laskar Dagelan - From Republik Jogja with Love: karena Jogja memang Istimewa

31 Maret 2011   06:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:15 3456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_99304" align="aligncenter" width="640" caption="Hanung Bramantyo dan Yu Ningsih memadu kasih di pertunjukkan Laskar Dagelan."][/caption]

Jogja! Jogja! Tetap Istimewa Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya.. Lirik yang ditulis Marzuki Mohamad alias Kill The Dj ini sepertinya benar-benar merekam keistimewaan Yogyakarta, bukan hanya status kotanya, tetapi juga rakyatnya. Semalam (30/3/2011) di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki sebagian kecil rakyat Jogja yang istimewa tersebut menggelar pementasan Laskar Dagelan-From Jogja with Love, sementara lirik lagu Jogja Istimewa menjadi benang merah pementasan. Pada awalnya saya berpikir kalau Laskar Dagelan ini merupakan plesetan dari drama-drama musikal yang sedang popular di Jakarta. Akan tetapi saya salah, laskar dagelan ternyata berisi kisah kehidupan rakyat berlatarkan suasana kota Jogja yang tengah diguncang dengan isu seputar status "keistimewaan'. Cerita yang ditulis Agus Noor diterjemahkan ke panggung oleh Djaduk Ferianto dengan ringan dan mengundang tawa sejak menit pertama sampai akhir, bahkan kritik-kritik sosial termutakhir saat ini, seperti rebutan kursi pesawat, Nurdin Halid, DPR sampai persoalan hidup sehari-hari pekerja seni disampaikan dengan humor jauh dari kesan sinisme. Para aktor yang merupakan penduduk (baca: seniman) asli Jogja tanpa beban membawakan peran masing-masing. Kelucuan-kelucuan dibangun  padu satu dengan yang lainnya. Teristimewa adalah penampilan Marwoto sebagai Abdi Dalem dan Susilo Nugroho sebagai pedagang klitikan yang sesekali mengingatkan kalau ini pertunjukan dagelan. Sementara Marzuki alias Kill The Dj membungkus kisah ini dengan penataan musik hiphop dan lagu-lagu rapnya menjadi maksud sebagai  sebuah narasi, semacam penjaga benang merah cerita. Pada akhirnya, Laskar Dagelan adalah pertunjukan dagelan (baca: lawak) yang tidak kering pesan. Dagelan sendiri sejauh saya tahu telah menjadi bagian dari rakyat Jogja, bagaimana mereka menyikapi persoalan hidup dengan menertawakan sekaligus berpikir dan kesahajaan dalam hidup yang penuh toleransi. Ya, buat saya yang pernah tinggal disana (sekalipun hanya 3 tahunan), Jogja dengan atau tanpa status keistimewaan akan tetapi istimewa, karena-buat saya-yang membuat istimewa adalah masyarakatnya. Laskar Dagelan - from Republik Jogja with Love Pemain: Marwoto, Susilo Nugroho, Yu Ningsih, Soimah, Gareng Rakasiwi, Joned, Wisben, Dibyo Primus, Hendro Plered, Hanung Bramantyo Penyanyi: Janu, Lukman, Mamok, Balance, Kill the DJ Penari: Koreografer PLT Cerita: Agus Noor Musik: Kill the DJ Sutradara: Djaduk Ferianto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun