Mohon tunggu...
Priyantarno Muhammad
Priyantarno Muhammad Mohon Tunggu... Lainnya - menulis buat healing

abdi negara yang mencoba bepikir sederhana demi kebaikan negara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyoal Tentang Test Keperawanan

29 September 2010   13:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir-akhir ini beberapa media ada yang me,beritakan tentang test keperawanan,saya sendiri sempat kaget mendengarnya,ide gila dari mana lagi ini, tapi setelah mendengar penjelasan dari anggota DPRD jambi lewat sebuah wawancara, saya sedikit mengerti jalan pemikirannya, ternyata tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya.

Pertama perlu dicatat bahwa ini bukan ide DPRD jambi tapi baru sebatas oknum DPRD jambi, ide ini dilandasi karena pergaulan bebas yang kian marak dikalangan remaja kita.

Kedua test keperawanan ini bukanlah test fisik, tapi lebih kepada psikotest tentang sejauh mana pergaulan mereka selama ini, hasil test ini juga sebenanrnya mengandung test tentang kepribadian remaja yang bersangkutan.Hasil test ini tertutup bahkan tidak diberitahukan kepada orang tua/wali remaja tersebut apabila yang bersangkutan tidak ingin hasil test ini ketahuan.

Melalui hasil test ini, sekolah berusaha mendekati para murid tersebut menjadi teman mereka, tempat berbagi, karena remaja sangat mudah depresi dan sangat membutuhkan tempat berbagi.

Perlu diingat bahwa keperawanan hilang bisa juga karena aktivitas, disamping itu karena hubungan suka sama suka, namun bisa juga terjadi karena pemerkosaan, bahkan mungkin ada yang tertekan karena di tipu mantan :)

tekanan-tekanan semacam itu membutuhkan tempat berbagi yang dapat menyelesaikan masalah, bagi remaja mau ngomong ke orang tua mungkin takut, ngomong ke sahabat, sama saja kurang pengalaman, maka jalan yang bisa efektif adalah ke guru konsulingnya, selain bisa jadi tempat curhat juga punya solusi.

Saya pikir pemikiran seperti ini demi kebaikan bersama, tidak lah elok kita menghina pemikiran yang bertujuan baik dengan menggagapnya tidak masuk akal dan bodoh sebelum lebih memahaminya secara lanjut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun