Mohon tunggu...
Priscila Felicia Elu
Priscila Felicia Elu Mohon Tunggu... Mahasiswa semester IV -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sendu

25 Februari 2016   00:03 Diperbarui: 25 Februari 2016   00:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelam malam membelah tirai kesedihan
Kilauan bintang memenuhi ruang hampa yang penuh pilu
Aku tak lihat tawamu..
Tawa yang memecahkan gendang telingaku
Tirusmu menjadi lukisan indah dalam kalbu
Mata  sayu itu menjadi bara perayu untuk datang kepadamu
Tubuh yang menjadi tanda keagungan-Nya membuatku lumpuh
Kau sentuh segala yang ada padaku
Menjatuhkan aku pada sinar yang tak kunjung padam..

Namun seketika kau hilang bak nada yang lupa dimainkan
Kau adalah pelangi
yang hanya sekejap menanti usainya hujan badai..
Tak selalu ada.
Diam.
Menghilang.
Kau hanyut bersama melodi keheningan malam
Semua menyatu.
Menjadi sebuah deru yang mengikis batinku
Perlahan... Membuat palung hatiku  semakin dalam.
Dalam...
Hingga tak ada insan yang dapat berdiam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun