Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Celana Cingkrang, Antara Strategi Marketing Zara dan Paham Radikal

6 November 2019   23:43 Diperbarui: 7 November 2019   05:49 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
celana cingkrang,cropped pants,ankle swinger,cropped trousersmodel cropped pants atau celana cingkrang (sumber gambar: dmarge.com)

Kalau kamu bukan fashionista alias penggemar fashion, kemungkinan besar kamu tidak kenal nama Amancio Ortega. Jadi, siapa wirausahawan misterius yang kekayaannya mencapai lebih dari $ 65 miliar dan merupakan salah satu orang terkaya di dunia ini?

Amancio Ortega adalah pendiri grup busana Inditex, perusahaan yang menguasai jaringan toko pakaian dan aksesoris Zara. Sebagai merek pakaian, Zara tidak seperti yang lain. Cara terbaik untuk menggambarkan bagaimana Amancio Ortega mengoperasikan Zara adalah 'cepat'.

Mengintip Strategi Marketing dari Zara

Biasanya, merek pakaian merilis koleksi yang sama dalam satu tahun: satu untuk musim semi/musim panas dan satu lagi untuk musim gugur/musim dingin. 

Merek pakaian dan toko-toko ritel pakaian lain yang tradisional mencoba memprediksi tren mode setahun sebelumnya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk merancang, merencanakan, dan meluncurkan koleksi mereka.

Sebagian besar merek pakaian beroperasi menggunakan pendekatan top-down, di mana desain mereka didasarkan pada apa yang mereka prediksi akan menjadi populer musim depan. 

Dengan kata lain, ini adalah metode spekulatif yang mungkin atau tidak dapat terbayar lunas. Keputusan dibuat di atas oleh perusahaan, yang memutuskan barang dagangan apa yang ingin mereka jual pada konsumen.

Tapi Zara membalikkan cara produksi dan pemasaran yang konvensional ini. Zara mendesain, memproduksi, mendistribusikan, dan menjual koleksinya hanya dalam empat minggu, berbanding terbalik dengan kompetitornya yang butuh waktu beberapa bulan untuk melakukan hal yang sama.

Dalam hal desain produk, Zara melakukan pendekatan bottom-up. Alih-alih memprediksi mode yang akan populer, Zara justru mempopulerkan mode yang sebelumnya tidak dilihat sebagai tren. 

Eksekutif Zara terus-menerus mengumpulkan informasi tentang apa yang diinginkan konsumen langsung dari sumbernya. Para pengintai pergi ke jalan-jalan dan di mal-mal kota untuk melihat apa yang dikenakan orang-orang. 

Manajer toko memperhatikan seperti apa selera pelanggan, yang dilaporkan kembali ke kantor pusat dan kemudian dirancang oleh desainer mereka.

Pendekatan bottom-up ini berarti desain yang dibuat Zara berdasarkan umpan balik instan langsung dari konsumen dan dirancang sesuai dengan preferensi regional. Apa yang menjadi tren di Inggris belum tentu sama dengan yang populer di Amerika Serikat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun