"Mengapa kamu tidak menulis?"
Jika pertanyaan itu diajukan pada seribu teman, seribu jawaban berbeda yang didapatkan. Tapi jika diperhatikan dengan seksama, setiap alasan ternyata memiliki kemiripan satu sama lain. Hanya penyampaiannya saja yang berbeda.
Tak punya waktu, tidak ada ide, tidak percaya diri, ini hanya beberapa alasan dari 8 alasan lainnya yang paling sering dikemukakan setiap orang yang tidak (ingin) menulis.
Tanpa perlu membuang banyak kata pengantar, mari kita panggil satu per satu 8 alasan tersebut, sekaligus kita patahkan dengan jawaban dan argumen yang meyakinkan. Supaya kamu (mau) menulis.
1. Tulisanku mungkin tidak disukai pembaca
Menulis kadang bisa sangat pribadi. Seperti ketika kamu menuliskan pengalaman hidup atau menuliskan opini (pendapat pribadi) tentang suatu topik tertentu yang sedang terjadi di luar sana.Â
Dengan menulis, kamu seolah mengizinkan orang luar untuk melihat kepribadianmu, melihat sisi lain dari dirimu sendiri yang mungkin selama ini berusaha kamu tutupi.
Rasa takut untuk dikritik, dicela dan khawatir tulisan kita tidak disukai pembaca itu hal yang wajar. Bahkan blogger-blogger paling senior dan profesional pun seringkali gugup setiap kali mereka hendak menekan tombol "Publikasikan" pada platform blog mereka. Dalam hati mereka juga bertanya, "Bagaimana bila artikel ini tidak disukai pembaca?"
Tapi blogger-blogger itu toh tetap mengklik tombol "publikasikan". Karena mereka tahu, dengan menempatkan ide, gagasan, suara pribadi di domain publik, dengan mengambil risiko bahwa seseorang mungkin tidak menyukainya, itu adalah tiket masuk untuk menjadi penulis atau blogger yang sukses.
Dengan menempatkan dirimu di luar sana, kamu bisa menarik banyak pembaca yang berpikiran sama. Peluangnya bisa lebih besar, sama, atau mungkin cuma satu orang saja yang menyukai tulisanmu itu. Meski cuma satu, setidaknya kamu bisa menarik perhatian orang tersebut.
Seiring waktu, orang-orang yang membenci tulisanmu malah terlihat lucu daripada menakutkan. Sadarilah kawan, bahwa ketika mereka hanya bisa mengkritik, kamu sudah bisa menulis.
