Mohon tunggu...
Wahyu Widodo
Wahyu Widodo Mohon Tunggu... Jurnalis - Salam.

Menutup lisan demi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Internet 44,2 Tbps Tercatat di Australia

23 Mei 2020   07:50 Diperbarui: 23 Mei 2020   07:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelompok peneliti dari Monash, Swinburne, dan RMIT University Australia baru-baru ini berhasil mencatatkan rekor koneksi internet tercepat.

Mereka sukses mencicipi kecepatan 44,2 terabyte per second (Tbps). Dengan kecepatan itu kita bisa mengunduh lebih dari 1.000 film berkualitas high-definition kurang dari satu detik.

Bagi warga Australia, uji coba ini jelas merupakan kabar yang sangat baik. Saat ini negeri kanguru ada di daftar negara dengan kecepatan internet rata-rata. Keluhan tentang lambatnya koneksi internet juga terbilang cukup sering keluar dari warganya.

Dalam uji coba ini para peneliti menggantikan sekitar 80 laser yang biasa digunakan dalam perangkat komunikasi dengan  sebuah komponen yang disebut sebagai 'micro-comb'.

Komponen tersebut ditanamkan dan diuji coba dengan menggunakan sederet perangkat yang umum digunakan oleh National Broadband Network (NBN) Australia. Dengan ini micro-comb punya potensi yang besar untuk bisa diaplikasian ke dalam sistem jaringan yang sekarang digunakan secara luas di Australia.

Melansir BBC.com, komponen ini menghasilkan jumlah data tertinggi yang pernah dihasilkan oleh satu buah chip yang digunakan pada sistem broadband modern saat ini.

Secara umum kecepatan 44,2 Tbps memang bukan kecepatan ideal untuk masyarakat umum. Untuk itu, tim peneliti berharap koneksi super cepat ini nantinya bisa dioptimalkan terlebih dahulu untuk industri berskala besar.

Uji coba yang dilakukan di tengah masa pandemi ini tidak lain merupakan wujud keresahan yang dirasakan oleh pengguna internet di Australia dan juga dunia.

Dalam tiga bulan belakangan ini penggunaan internet melonjak tajam. Salah satu penyebabnya adalah kebutuhan untuk melakukan video call, video conference, dan model komunikasi online lainnya.

Hal ini tidak lepas dari kebijakan lockdown di berbagai negara yang menuntut semua orang beraktivitas dari rumah. Termasuk sekolah dan bekerja. Tanpa adanya koneksi internet yang cepat dan stabil aktivtas sosial dan ekonomi tidak akan bisa berjalan dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun