Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anak Kemayoran Tolak Jokowi dan Alex?

7 Mei 2012   17:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:35 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13364113031371128274

Siang tadi Senin (7/5) telah terjadi aksi demo di Bundaran HI, yang dilakukan sekitar 60 anak muda yang menamakan dirinya Gerakan Muda Peduli Jakarta (GMPJ).  Demo tersebut kelihatannya menyerang dua kandidat Calon Gubernur DKI Jokowi dan Alex Nurdin. Terlihat dari selebaran yang mereka bagi-bagikan kepada pengendara mobil yang melintas, berisi  selebaran yang merinci kesalahan-kesalahan kedua kandidat tersebut terkait jabatannya di wilayah masing-masing. Humas GPMJ, Tio Utomo, membantah bahwa aksi ini adalah upaya black campaign terhadap kandidat-kandidat tersebut. Tio menyebutkan, Alex terkendala persoalan kasus dugaan korupsi Wisma Atlet dan juga sempat diterpa isu kawin lagi. Sementara pencalonan Jokowi terkendala tunggakan rekening listrik di kota Solo, mobil Esemka yang diproduksi dengan produk dari mobil lain, budaya korupsi yang tinggi di Pemkot Solo, dan meningkatnya penduduk miskin. Pendemo memeberkan spanduk bertuliskan "Jokowi=Alex Tidak Amanah". Saat ditanyakan tentang bukti-bukti atas tuduhan-tuduhan itu, Tio mengaku memiliki bukti banyak. "Buktinya ada di selebaran yang kami berikan," tegasTio. Selanjutnya Humas GMPJ, Tio Utomo (30), mengatakan, pihaknya tidak hanya akan mengkritisi kedua orang itu saja, tetapi juga calon-calon lainnya, dan mereka hanya menginginkan Jakarta yang lebih baik.  Mereka juga akan  mengungkap fakta-fakta keempat kandidat lain untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. "Nanti biarkan masyarakat yang memilih," tegasnya. GMPJ sendiri merupakan gerakan pemuda Jakarta yang bermarkas di Kemayoran. Hingga saat ini GMPJ belum memiliki anggota tetap, nampaknya sebuah gerakan spontan. Jadi ini bukan komunitas anak Kemayoran pastinya. Nah, setelah kasus keributan di Solo, kemudian adanya selebaran yang menyerang Jokowi, apakah ini sebuah indikasi serangan gelap dalam rangka peruntuhan citra. Jelas bisa saja dikatakan seperti itu, seperti kata Pramono Anung tokoh PDIP, ada aktor dibelakang kerusuhan Solo. Selain Jokowi,  Alex Nurdin juga mulai diserang, beberapa minggu sebelumnya dilaporkan ke KPK soal keterlibatannya pembangunan wisma atlet di Palembang. Kini ada gerakan dari kawasan Kemayoran, GMPJ yang mulai menyerang kedua kandidat tersebut dengan terbuka. Upaya pengkondisian tersebut jelas merupakan upaya upaya provokasi, yang menurut ilmu intelijen adalah tindakan provokasi dan agitasi seperti yang disinyalir presiden. Provokasi adalah untuk mengganggu kondisi, dan keseimbangan, mempengaruhi target yaitu konstituen. Agitasi adalah tindakan untuk membentuk opini, jelas pembentukan opini yang negatif. Jadi semakin jelas ada sebuah gerakan untuk menyerang kedua calon yang berasal dari luar Jakarta tersebut. Kedepan, kita akan melihat serangan demi serangan bisa saja akan bermunculan terutama terhadap cagub yang berada diposisi tiga besar, oleh karena itu mereka harus siap menghadapinya. Rakyat Jakarta sudah banyak yang pintar, karena itu kadang serangan yang tidak berkelas justru hanya akan menjadikan bahan tertawaan publik. Yang penting, jangan giring massa kearah yang berniat buruk dan anarkis. Itu saja. Biarkan rakyat yang menilai. Yang rugi siapa? Selain yang diserang, jelas Bang Foke rugi besar, karena bukan tidak mungkin dia yang dituduh dibelakang aksi semua ini. Karena itu Bang Foke dan Nara mesti sabar. Tidak usah pake marah-marah. Begitu? Prayitno Ramelan (www.ramalanintelijen.net) Ilustrasi Gambar : Kompas.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun