Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beberapa Alasan Mengapa Karyawan Kehilangan Motivasi Kerja

12 Juli 2017   12:24 Diperbarui: 12 Juli 2017   20:10 4313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Lifehack

Jakarta -- Setiap pekerja apalagi mereka yang sudah lama tenggelam dalam dunia kerja tentu tidak jarang merasakan kehilangan motivasi kerja. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi seperti rasa bosan pada jobdesk, pengaruh lingkungan kerja, dll. Tiap karyawan punya alasan yang berbeda-beda mengapa ia tidak lagi semangat bekerja seperti sedia kala dan tentu saja hal ini sangat berbahaya baik bagi individu maupun perusahaan.

Gue juga, sebagai orang yang baru bekerja kurang dari 3 tahun, gue pernah merasakan hal yang sama. Motivasi kendor ibarat karet yang udah melar, mood naik turun, dan akhirnya berdampak pada kerjaan yang lama selesainya.

Pengalaman pribadi gue, ada beberapa hal yang menjadi pemicu turunnya motivasi kerja di kantor. Berikut ini adalah beberapa alasan tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah dan (mungkin) sedang gue alami.

Pertama, gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja. Masalah duit atau upah kerja memang selalu jadi alasan yang paling atas. Meski tidak sepenuhnya benar tapi yang paling banyak gue temukan adalah masalah ini. Beberapa rekan yang sudah resign pun membenarkan. Rata-rata mereka kecewa dengan tempat kerjanya yang banyak menuntut, tapi tidak bisa memberi yang sesuai. Kantor mintanya ini-itu tapi giliran karyawan minta haknya, malah dientar-entar. Memang penting sih menurut gue, jika karyawan sudah menuntaskan kewajibannya ya dia pun berhak menuntut hak-haknya bukan?

Kedua, lingkungan kerja. Faktor lingkungan kerja pun sangat berpengaruh. Sesulit apapun dan sebanyak apapun pekerjaan yang diberikan jika lingkungannya baik maka kerja akan terasa lebih ringan. Masalahnya jika lingkungan kerja sudah tidak kondusif, inilah yang bisa jadi bencana. Lingkungan tidak mendukung kemudian ditambah dengan beban kerja yang tidak sesuai, yasuda, pasrah saja deh lau.

Ketiga, status karyawan yang bersangkutan. Maksudnya bukan status nikah ya, apalagi status Facebook. Maksudku adalah status si karyawan ini kontrak, tetap atau pekerja harian. Ini juga bisa jadi pemicu turunnya motivasi kerja loh. Jangan dianggap remeh.

Keempat, pekerjaan yang monoton. Ini juga banyak gue temukan di lingkungan kerja. Kerjaan yang itu-itu saja bisa cepat membuat bosan dan mengendurnya motivasi kerja. Gue juga pernah mengalami kok, bahkan saat gue berada dalam kondisi ini, berangkat kerja pun jadi gak enak. Tiap berangkat gue mikirnya, "Ah, kerjaan itu lagi itu lagi. Bosen." Begitulah.

Kelima, tidak mendapat kepercayaan. Dari siapa? Ya dari atasan maupun rekan kerja. Misalnya tidak diberi kepercayaan untuk memegang tanggung jawab baru, atau bahkan sekadar belajar mengerjakan pekerjaan lain. Padahal, ya kalo cuma belajar mah sah-sah aja kali yah. Kalo ga mulai diberi kepercayaan, lantas kapan si karyawan bisa berkembang? Ketika dalam posisi ini tentu si karyawan bisa merasa dikucilkan ibarat upil kering nyempil di pojokan meja. Sendiri, kotor, tidak dianggap. Begitulah.

Keenam, pendapat yang dilecehkan. Maksudnya, ketika karyawan tersebut menyampaikan pendapat, malah dianggap bercanda atau sekadar angin lalu. Kalo sudah begini mending resign aja bro.

Ketujuh, last but not least, tidak pernah mendapat pujian dari atasan. Sebenarnya bukannya jadi gila pujian atau apapun itu, tapi secara psikologis pujian sederhana dari atasan ke bawahannya itu penting loh. Sekadar bilang, "Kerjaan lu bagus, gue suka" atau "tugas yang lu kerjain kemaren bagus juga," itu bisa memecut motivasi kerja loh sebenernya. Bisa bikin karyawan lebih getol dan semangat. Tapi kalo gak ada atau gak dapet yang kaya gitu, yasuda, pasrah aja deh situ. Begitulah.

--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun