Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wow, Guru Ini Novelis Hebat!

23 September 2012   17:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:51 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bedah novel Safir Cinta di Perpustakaan Kota Surabaya pada 22 September 2012. (Sumber: Jawa Pos Radar Surabaya)

Sahabat sekaligus senior saya, Faradina Izdhihary, baru saja merilis novelnya yang terbaru: Safir Cinta. Sebelumnya, ia mengabarkan bahwa novel terbitan Writing-Revo Jogjakarta tersebut akan dibedah. Road show ke beberapa kota.

Semula, guru SMAN 1 Batu itu meminta saya untuk menjadi pembicara dalam bedah novelnya di Surabaya pada 22 September 2012. Sayangnya, saya punya jadwal lain dan sudah diagendakan jauh-jauh hari sebelum Mbak Fara –demikian saya biasa menyapan– menghubungi saya.

Namun, tak lupa saya memberikan ucapan selamat kepada ibu empat anak itu. Saya yakin acara tersebut pasti sukses. Apalagi, tim suksesnya didukung oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya serta Gerakan Nusantara Menulis. Acara ini sendiri dihelat di Perpustakaan Kota Surabaya di kawasan Rungkut Asri Tengah.

Benar saja, Minggu pagi, 23 September 2012, saat mengikuti acara Car Free Day di Sidoarjo, saya membaca berita bedah novel itu di surat kabar Radar Surabaya (Jawa Pos Group). Senang sekali mendapati wajah kolega saya tersebut muncul di koran.

Secara singkat, novel ini bisa dibilang bertema religi. Tokoh utamanya bernama Reysa. Gadis cantik dan nyaris sempurna. Namun, ia menyimpan kenangan terhadap masa lalu yang kelam. Nenek dan ibunya pernah hamil di luar nikah. Hal ini ikut membentuk karakter Reysa.

Label anak haram melekat padanya. Ia pun dendam. Rasa sakit hatinya dilampiaskan dengan cara meniduri banyak laki-laki. Klimaksnya, pesona Reysa menggaet perhatian bapaknya. Dan noda itu terjadi.

Singkatnya, ia kemudian menjalani pengasingan diri di sebuah pesantren. Pengalaman di situ mengubah kepribadiannya. Ia menjadi shalihah dan penuh perhatian kepada anak-anak terlantar. Muara cintanya mengalir seiring kehidupan pascakelam itu.

Novel ini setebal 275 halaman. Meski saya lebih menyukai kisah-kisah bertema sejarah, toh akhirnya saya bisa menuntaskan membaca novel ini dalam dua hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun