Mohon tunggu...
prasetyo adhi
prasetyo adhi Mohon Tunggu... -

praktisi ekspedisi di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humor

Geger Cupu Manik Astagina

19 April 2014   18:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:28 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

“Cinarita di hutan Negara ayodya,tinggallah sebuah keluarga kecil yang telah lama ikut program keluarga berencana. Tersebutlah Begawan Gutama, istrinya dewi indradi adalah mantan bidadari yang karena cantiknya jadi rebutan rumah model,sehingga ia memilih untuk segera kawin dengan Begawan Gutama. Mereka dikaruniai tiga anak yakni Anjani, subali dan sugriwa. Anjani adalah putri pertama yang cantiknya tidak kalah dengan ibunya, makanya anjani sering diuber-uber agen modeling agar ikutan casting…”
SUBALI
“Stop, stop, lama kalipun prolognya… kapan awak main ? “
DALANG
“ tunggu,tunggu,… sejak kapan subali punya ktp medan ?”.
SUBALI
“ aimak, sudahlah, sudah capek ni, menghafal teks nya. “.
DEWI INDRADI
“ iya ni om dalang, kapan kami bisa segera main ?. sudah sesak mau ke kamar kecil “ ( dewi indradi bicara sangat lambat, layaknya dewi wayang-wayang dalam cerita pewayangan kulit ).
RESI GUTAMA
“ Betul, betul, betul, jangan lama-lama prolognya lah, ini sudah meniran berdiri lho “ ( bicara resi gutama dalam dialek Banyumasan “.
DALANG
“ Wah, nambah kacau ni. Bapak rasa banyumas, mamak rasa solo, macam mana pula anak jadi rasa medan ?. He, subali, kamu ini anak siapa ?. (dalang nanya sambil berdiri dan jalan ke panggung , dan membanting blankonya, ketika membanting blankon, gendang mengikuti gerakan membanting blangkonya )
DEWI INDRADI
Indardi berlari kecil menahan dalang, diikuti subali, gerakan yang berusaha menenangkan dalang.
“Lha kok om dalang malah ikutan ke panggung. Nanti siapa yang membawa cerita ini hayo ?”
SUBALI
“Om, ngapain naik ke panggung, awak ya pastilah anak papa gutama. Kan om dalang yang tahu ceritanya.cemana om dalang ini”.
RESI GUTAMA
“ la, ini nanti honorku dipotong, wong saya gak ngomong-ngomong kiye “
DALANG
“ Saya ini mau memastikan, kenapa wayangnya jadi-jadian begini ?. dah tak rampungin prolognya dulu.Subali kau kumur-kumur dulu dibelakang dengan air sirih, biar logatmu berubah sesuai cerita. ( dalang jalan ke tempatnya ).
DALANG
“… anak ke, ke …., anak ke,ke…. “
DEWI INDRADI
“Om dalang gak bisa ngomong, ini lho blangkonya ketinggalan… “ ( indradi jalan sambil menyerahkan blangkon ke dalang ).
WARANGGANA I
“ lha gimana mau ngomong, baterenya ketinggalan …” ( waranggana memegang blangkon dan menunjukan bendolan di blankon sebagai batere )
DALANG
Mengambil blangkon dari waranggana dan memakainya.
“… anak ke dua adalah subali dan yng bungsu sugriwa. Meraka hi,hi,hi,….. “ ( dalang tidak bisa melanjutkan ngomongnya karena blangkonya di ambil waranggana 2 , dan diambil lagi. Sambil memegang blangkonya dengan posisi tengkurap, dalang melanjutkan prolognya ).
“ mereka hidup dengan tenang. Dewi indradi memberikan sesuatu yang luar biasa ke anjani agar disimpan dan tidak boleh diketahui oleh siapapun…

DALANG
“ anjani senantiasa membawa barang keramat yang diberikan ibunya. Kemana-mana anjani selalu membawa bendar keramat itu. Anjani akan merasa keasyikan yang luar biasa bila bermain dengan benda keramat tersebut.Anjani tidak sadar bila benda tersebut akan membawa petaka sekaligus berkah bagi dia dan saudara-saudaranya…mainkan ….
ANJANI
“wow, indah sekali…, aha luar biasa….”
(sambil memegang benda keramat dari ibunda nya, dan selalu tertawa, sambil duduk , tengkurap, berdiri, benda pemberian ibunya selalu dibawanya. Tanpa disadari, kedua adiknya melihat di balik pohon, segala tindak tanduk anjani ). Dalang berdiri keheranan, melihat anjani menari dengan gaya disco…
DALANG
“anjani, kamu itu putri, cari music yang sedikit feminim dong. Ulangi lagi, music yang lemah lembut “.
Anja ni balik ke belakang dan masuk lagi dengan music lebih lembut, tapi diujungnya masih ada lagu asarehe… Anjani tertawa dengan asyik memainkan benda hadiah dari ibunya..
SUBALI
“mbakyu, apa yang ada ditanganmu ?. kenapa mbakyu kok bisa ketawa dan senang begitu ?. ( subali tiba-tiba muncul berbarengan dengan sugriwa dan langsung mendekati anjani ).
SUGRIWA
“iya mbakyu, apa tidak bisa berbagi dengan kami, biarkan kami juga bisa senang sedikit “. ( sugriwa segera berjalan dan merebut benda ditangan anjani ).
ANJANI
“ jangan adiku, ini benda pemberian ibu. Dan tidak boleh siapapun melihat kecuali saya dan ibu. ( anjani bilang ke adiknya bukanya menghadap ke adiknya tetapi ke patung kodok di panggung )
SUBALI
“ mbakyu, kesini ngomongnya, emangnya sy sudah berubah ?”.
ANJANI
“ maaf adikku, soalnya ini mirip pas photo di ktp mu “.
SUGRIWA
“ kok mbakyu tahu sekali ya…. Kalo photo mas subali ada disitu “. ( sugriwa berjalan melihat gambar patung/binatang di back drop sambil melihat ke subali untuk membandingkan.
SUBALI
“ mbakyu, kasih tengoklah awak ini ( sebali masih mengejar anjani dengandialek medan ).
DALANG
“ cut, cut, cut. Subali belum juga kau berkumur di belakang panggung ? “
SUBALI
‘” sudah om dalang, tadi awak kumur-kumur sama kopi pait “
DALANG
“ ya, malah lidahmu semakin sulit melepaskan logatmu. Sana kumur-kumur lagi “.
Subali lari ke belakang untuk berkumur-kumur, tiba-tiba terdengar suara “ kedubrak “ dan beberapa saat kemudian, subali balik lagi dengan mulut berwarna merah, seperti baru berkumur dengan air sirih.
SUGRIWA
“ Cepat sekali mas sub kumur-kumurnya “
ANJANI
“ bisa merah sekali begitu dik, berapa banyak yang dikumur-kumur ?’.
SUBALI
“Mbakyu, mbakyu lihat tembok disana ? “
ANJANI
“ya mesti lihat “
SUBALI
“ nah itu dia mbakyu,awak tadi gak lihat, jadi awak tabrak tembok itu, mulut duluan sampai. Berdarah lah “.
SUGRIWA
“ kasihan lah abangku ini. Mbakyu, kasih pinjam benda pemberian ibu “
Tiba-tiba anjani dengan sukarela memberikan benda keramat hadiah dari ibunya.
DALANG
“ woi, indak seperti itu, amanah ibunya, anjani tidak memberikan benda keramat ke siapapun. Jaga amanah ibu. Begitu “
SUGRIWA
“ om dalang, ndak masalah kalo ndak amanah, banyak kok yang ndak amanah dengan tugasnya tapi dapat duit banyak, punya jabatan , terpilih lagi “
ANJANI
“ hus, adiku, jangan keras-keras, nanti om dalang marah “. ( dalang ke panggung sambil membawa naskah atau buku wayang ).
DALANG
Mimic dalang Nampak sedih yang dibuat-buat …..
“para wayang, dicerita ini anjani tidak memberikan benda keramat ke adik-adiknya. Ambil lagi “.( dalang jalan balik ke tempatnya sambil ngomong sendiri,kalau cerita harus sesuai naskah ).
ANJANI, SUBALI DAN SUGRIWA
“ iya lah …… “ ( ketiganya keluar panggung ).
DALANG
“ karena anjani tidak mau memberikan benda keramat itu, maka subali dan sugriwa akan melaporkan ke papa resi gutama, bila sampai di rumah mereka. Mari kita teruskan cerita ini…. Mainkan…”

Setting panggung adalah di rumah resi gutama, rumah yang sederhana karena terletak di kaki gunung dan di pinggir hutan, ada seekor ayam jago yang dikurung, dan burung perkutut di halaman rumahnya ( ayam dan burungnya adalah hewan beneran ), ada bangku dari bambu, kendil dan kursi. Dipanggung resi gutama dan dewi indradi tengah bercengkerama. Musik yang sentimentil seperti unchained melody, dewi indradi bisa juga sambil menirukan acting Julia Robert membuat keramik….
RESI GUTAMA
“ honey…
DEWI INDRADI
“ ya sweety ..
RESI GUTAMA
“ rasanya seperti baru beberapa bulan kita menikah. Mama masih tetap saja cantik. (resi gutama dan dewi indradi memperagakan kemesraan di panggung ).
DEWI INDRADI
“ iya papa gutama, mama juga merasa seperti itu. Papa juga masih luar biasa, sampai pohon pasak bumi nya habis di buat papa jamu …
RESI GUTAMA
“ jangan kasih tahu dalang, nanti dia akan usul ke ayodya hutan ini jadi HPH dia…. Dan dia bisa buat jamu pasak bumi. Nanti kita digusur…
DEWI INDRADI
“ ah, papa gutama ini makin pinter saja, biarpun umur bertambah, tapi stamina makin mantap…
Tiba-tiba muncul ketiga anak mereka, anjani, subali dn sugriwa. Mereka ribut bertengkar mau pinjam benda keramat yang ada sama anjani.
SUBALI
“mbakyu, awak tetap minta pinjamin yang mbakyu pegang “ ( subali terus merengek sambil menarik-narik benda keramat di tangan anjani. )
SUGRIWA
“ iya mbakyu, pinjam sebentar saja. Ayolah mbakyu pinjamin sebentar “.
Keributan bertiga membuat resi gutama dan dewi indradi terhenyak dan segera melerai keributan anak-anaknya.
RESI GUTAMA
“ anjani, subali, sugriwa kenapa kalian ribut, apa yang diributkan …
SUBALI
“ini papa, anjani punya benda keramat dari ibu, tapi tidak boleh dipinjamin “
RESI GUTAMA
“ anjani, sini papa tengok benda keramat dari ibumu …. ( resi gutama meminta benda keramat dari anjani, yang berupa benda mirip BB ).
“ istriku, ini adalah cupu manic bb astagina, benda ini bisa dipakai buat browsing apa saja. Ini adalah benda milik dewa bayu. Kenapa ada padamu istriku “
Dewi indradi diam tidak menjawab, dan wajah tertunduk…
“ mami, kenapa diam ?. apa mami jadi tuli tidak mendengar suara papi, seperti kelakuan para wakil rakyat yang pura-pura tuli ?.
ANJANI
“papi, jangan papi marahin mami indradi, ini salah anjani “..
RESI GUTAMA
“ anjani, cupu manic astagina ini hanya milik dewa bayu. Berarti mamimu ini clbk dengan dewa bayu..
“ mami, karena mami diam saja dan seolah-olah tuli seperti patung, maka kukutuk mami jadi patung .
( resi gutama merentangkan tanganya, lalu ada sinar kilat dan suara, anjani , subali, sugriwa berlari mengejar dewi indradi, sugriwa tidak sengaja, menabrak kurungan ayam. Maka lepaslah ayam jago di panggung. Ayam jago berlarian kesana kemari, subali, sugriwa, anjani, dewi indradi, resi gutama, sibuk berusaha menangkap ayam yang lepas . Dalang datang dengan membawa kentongan yang dipukul-pukul.
DALANG
“ ini apalagi, ada ayam ikutan main. Kayaknya waktu latihan enggak pakai ayam jago.
DEWI INDRADI
“ ini ayam jago kesukaan papi gutama lho om dalang “
DALANG
“ lha kok masih bicara, kan dewi sudah jadi patung “.
DEWI INDRADI
“ oh iya ya, tapi saya gak mau posisinya pas berdiri, saya mau pas duduk saja…
DALANG
“ okay wi, sekarang terusin lagi. Nanti ayamnya kita potong saja ya. Buat dibakar. Gut, terusin ya “
(dalang kembali ke tempatnya, dan resi gutama, anjani, sugriwa,subali, kembali meneruskan ceritanya ).
RESI GUTAMA
“ anjani, subali,sugriwa, mami indradi sudah jadi patung, nanti akan papa lempar sejauh-jauhnya. Ketahuilah, nanti pada perang antara ramawijaya dan rahwana, patung ibumu akan membantu memberantas kebatilan dan kejahatan. Sekarang, cupu manic BB astagina ini akan papa lempar, siapa yang bisa menemukan, dialah yang punya. “
DALANG
resi gutama segera melempar cupu manic BB astagina, segera anjani, subali dan sugriwa berlari mengejar. Tempat jatuhnya cupu manic BB astagina,berubah manjadi telaga nirmala, segera saja subali dan sugriwa menyelam untuk mencari cupu manik bb astagina,sementara anjani membasuh muka, cuci tangan dan minum sedikit. Aneh bin ajaib, subali dan sugriwa jadi kera, sementara anjani mukanya berbulu. Mari ke panggung, mainkan…
Terjadi perkelahian antara subali dan sugriwa, mereka berantem dahyat, diiringi music dangdut dan lainya.
SUBALI
“hai monkey, berhenti dulu, tangan saya terkilir waktu mau memukul dirimu. “
SUGRIWA
“dirimu yang monkey, kenapa dirimu memukulku. Ketahuilah, saya adalah sugriwa, putra bungsu resi gutama. Beraninya monyet sepertimu menyerang diriku “
SUBALI
“apa ? ( dengan nada kaget ), dirimu sugriwa, ndak mungkin. Sugriwa bukan monyet. Saya subali anak ke dua resi gutama, kenapa monyet sepertimu menyerang diriku ?.
( subali dan sugriwa, berhenti berkelahi dan berangkulan sambil menangis tersedu-sedu. Cara menangis bisa seperti anakkecil yang menangis karena tidak dibelikan balon, yaitu duduk dengan kaki digerak-gerakan.)
SUBALI DANSUGRIWA
“ kita jadi jadi monyet, mbakyu anjani dirimu dimana ?.
ANJANI
“ saya disini “ ( anjani jalan mendekati dua ekor monyet yang menangis sambil berangkulan , dan hendak lari karena takut ).
SUGRIWA
“mbakyu, jangan lari, ini adik-adikmu, subali dan sugriwa “
(anjani berhenti dan kembali menemui adik-adiknya. )
ANJANI
“kenapa kalian jadi monyet “
SUBALI
“mbakyu juga berbulu mukamu ‘
ANJANI
“ pantas saja rasanya mau bersin-bersin. Ya dewa, kenapa kami jadi seperti ini, kasihanilah kami “
Tiba-tiba munculah dewa narada yang datang sambil berdendang, sambil membawa payung
NARADA
“ perkencong,perkencong waru doyong, bul gobal gabul, ini anak-anak gutama menangis , kenapa anaku ?”
Dewa narada berkata sambil berjalan, karena mukanya nengok ke atas, dewa Nerada nabrak batu dan jatuh.
NARADA
“ perkencong, perkencong warunya tidak doyong lagi, siapa yang naruh batu disini, membuat ulun jatuh”
SUBALI
“ kok ulun, dewa kan namanya narada, kapan diganti ulun ?”
DEWA NARADA
“perkencong perkencong warunya doyong lagi, ulun itu pukulun, pukulun itu dewa artinya bro. jadi wayang sudah beraapa lama ?. kenapa tidak tahu pukulun. “
SUBALI
“ dewa kok cepat marahnya ya. Pukulun ya jatuh, wong mukanya menghadap ke atas “
NARADA
“Perkencong perkencong warunya masih ndoyong, subali, jangan sembrono, dari dulu dewa narada memang mukanya menghadap ke atas. Makanya ulun bawa payung. Biar gak kena sinar matahari. Nanti muka hitam.
SUGRIWA
“lain kali hati-hati jalanya pukulun, biar gak nabrak batu “
NARADA
“perkencong perkencong, terima kasih sugriwa, ulun mau balik ke kahyangan dulu. Mau ambil alat khusus pukulun.”
ANJANI
“ pukulun, kami terus gimana ?.
NARADA
“ perkencong perkencong warunya tidak doyong, tunggu bentar bro… “ dewa narada pergi keluar panggung dan masuk lagi sudah memakai spion yang diletakan di atas mukanya …
NARADA
“perkencong, perkencong waru doyong, ini sudah pake alat, ulun tidak akan nabrak batu lagi. Karena sudah ada spion….
SUBALI
“mantap pukulun, nanti saya pesankan speedometer sekalian ya….
NARADA
“perkencong, perkencong warunya masih ndoyong, jangan sembrono subali. Kenapa kalian nangis tadi ?”
ANJANI
“ini pukulun, kami berubah jadi seperti ini setelah rebutan cupuk manic bb astagina. Tolong bro, gimana biar bisa kembali seperti semula “
NARADA
“perkencong, perkencong ada bencong siang bolong, sebentar ulun mesti Tanya dewa whisnu dulu. ( narada kemudian mengambil sesuatu dari sakunya, yang ternyata sebuah ponsel model qwerty. Dan memencet mencetnya , dan duduk dibawah pohon.
NARADA
“Halo dewa whisnu, lagi ngapain, saya sudah dibumi ni. Gimana khayangan, hujan dan banjir ? “.
SUGRIWA
“pukulun, kok gak pake perkencong perkencong “
Narada
“ bro, bentar ya “, narada menjauhkan ponselnya dari kupingnya
“ perkencong, perkencong waru bencong , ya salah, perkencong perkencong waru doyong, sesama pukulun dilarang saling memerkencong , sugriwa “
“bro, gimana ini nasibnya ketiga anak gutama ?. suruh bertapa ?. caranya ?. o, ketik reg.bertapa. kirim ke 99900. Atau buka www.kahyangan.com “.
(narada selesai telpon dan segera bilang ke anak-anak gutama )
NARADA
“perkencong, perkencong ada bencong moblong moblong, titah harus buka www.kahyangan.com, untuk tahu cara bertapa kalian “
SUGRIWA
“ tapi pukulun, kami gak punya alatnya.
NARADA
“ perkencong, perkencong waru doyong, ini ulun punya bisa dipake “
Maka, anjani, subali, sugriwa dan narada, rame-rame browsing di www.kahyangan.com.
ANJANI
“aah, ini gambar siapa kok gak pake baju ?”
NARADA
“perkencongv,perkencong waru doyong, itu gambar ulun waktu masih kecil. Jangan dilihat.
Setelah sekian lama mencari, barulah merreka dapat apa yang mereka cari.
NARADA
“perkencong, perkencong warung bencong doyong doyong, ini sudah ketemu.Sugriwa, dirimu harus bertapa seperti kijang, merangkak dan makan daun-daunan. Subali, harus bertapa dengan bergelantungan dan hanya makan buah-buahan. Anjani, dirimu harus bertapa berendam di telaga dengan telanjang bulat, dan hanya makan makanan yang hanyut.”
ANJANI
“pukulun, kenapa harus telanjang, nanti saya masuk angin.”
NARADA
“perkencong, perkencong waru doyong, karena di sini disebutkan seperti itu. Kalo boleh dirubah, saya mau menemani anjani bertapa…
SUBALI, SUGRIWA
“terima kasih pukulun….berapa lama hamba mesti bertapa “
NARADA
“perkencong, perkencong waru doyong, sampe nanti dewa akan kirim email ke alamatmu. Ulun pulang dulu ke kahyangan ya, bye, bye…
DALANG
Segeralah, anjani, subali dan sugriwa, menjalankan bertapanya. Nantinya Anjani akan melahirkan seorang jagoan yang sakti mandraguna, hanuman namanya. Sugriwa, nantinya akan jadi panglima perang ramawijaya sewaktu terjadi perang dengan rahwana, subali, akan mendapatkan kesaktian berupa ajian pancasona.
Pesan moral dari cerita ini adalah ;
1. Kebohongan serapat-rapatnya menyimpan, nanti akan ketahuan juga.
2. Kerja keras serta tekun dan komitmen, akan melahirkan kesuksesan.
3. Sikap anak-anak gutama yang sangat menghormati orangtuanya, adalah sikap yang harus ditiru.
Akhirnya, cerita geger cupu manic bb astagina, sampe disini. TANCEP KAYON…………

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun