Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bila Dia Bukan Pilihanmu, Jangan "Viralkan" Namanya!

15 September 2018   16:20 Diperbarui: 15 September 2018   16:38 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Don't talk about it (dok.pri)

"Si "X" bilang kalau jengkol sekarang setipis KTP dan uang 100 ribu hanya bisa buat nonton pacaran satu kali. Bodoh benar....."Kata seorang warganet di media sosialnya dan langsung menuai pro-kontra serta mengundang adanya "hastag" dengan nama "X" dicantumkan merajai dunia maya.

Apa kelanjutannya, nama beliau beberapa hari, minggu atau malah bulan dengan berbagai ulah atau pernyataannya yang menggemaskan otomatis "viral". 

Pak "D" bilang racun dari binatang tertentu seliternya lebih mahal dari mobil, ayo beternak binatang beracun itu.  Efeknya sama, yang kontra menghebohkan pernyataan yang dianggapnya "gak level banget" itu untuk membuat citra negatif.

Buatlah "viral" hal-hal negatif seorang tokoh yang dibenci disatu sisi dapat juga berarti biarlah negatif yang penting "viral" dahulu. Sesudah namanya melambung, alam bawah sadar semua penduduk yang punya mata pilih sudah membekas nama itu, maka tinggal buat hal-hal istimewa di 3 hari menjelang pencoblosan, maka diyakini si nama yang "kadung viral" hampir pasti menang.

Konon, ini terjadi di pemilihan presiden Amerika Serikat terakhir, dimana Trump dengan segala kontroversinya disengaja tim pemenangan kampanyenya "viral dulu saja deh, bodo amat..." dengan segala tingkah dan ucapannya.

Adalah "swing voters" dan "golput" bahkan yang awam politik-pun menjatuhkan pilihan ke Trump konon karena efek "playing viral" ini.

Ini mungkin hanya teori, belum ada tesis di dunia politik yang berhasil membuktikan fenomena ini karena baru terasa di beberapa tahun terakhir, dimana media sosial bukan hanya dipakai untuk memperbaiki citra tetapi berkembang menjadi cara memelintir keterpilihan seseorang berdasarkan "keviralan".

Maka, amannya, bila anda yakin calon anda baik dan calon "toko sebelah" seadanya, jurus terbaik saat ini adalah teruslah sosialisasikan pekerjaan baik dan rencana masa depan calon anda serta jangan sekalipun membahas saingannya seaneh apapun atau senorak bagaimanapun tingkah lakunya atau pendukungnya.

Intinya: viralkan pilihan anda saja dan sunyikan lawannya. Sesederhana itu.

Dari FB Kompal
Dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun