Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tetesan Itu Setidaknya Memberi Asa bagi Nafas Segala Bernyawa

13 Oktober 2015   14:34 Diperbarui: 13 Oktober 2015   14:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dok. sukabuka.com

Rinai Rintik tetesan dari langit itu turun perlahan-lahan. Semakin lama semakin semakin ramai menghampiri tubuh bumi.

Tak deras (cukup lebat), lumayan bila itu untuk mengisi tong-tong air yang telah lama kosong. Demikian juga baskom, ember dan wadah lainnya.

Tetesan dari langit itu pun disambut sorak sorai oleh tidak sedikit makhluk, maklum setelah sekian lama paceklik kini mulai muncul.

Paduan suara bersaut-sautan terdengar indah saat dilantunkan oleh burung-burung dan kodok (katak). Demikian juga  pohon dan rerumputan yang telah lama layu mencoba bersama untuk kembali berdiri tak sabar untuk menanti menghirup nafas segar dan merasakan resapan demi resapan dari tetesan itu.

setelah sekian lama tidak menyirami segala bernyawa. Tak disangkal, kemarin (12/10/2015) dan satu hari sebelumnya, rinai rintik itu menghampiri bumi lebih khusus di bumi Kayong (Ketapang dan KKU, Kalbar) dan mudah-mudahan juga di tempat lain di propinsi lain tetesan- tetesan itu muncul.

Setidaknya tetesan demi tetesan ini bisa mengurai dan memadamkan kobaran-kobaran api yang sempat menyala beberapa waktu lalu dan hinggaa kini masih ada membara di semak-semak gambut dalam yang juga membuat kabut bernama asap masih menghampiri.

Dengan turunnya tetesan ini pula berharap kabut pekat ataupun sisa-sisa kabut dapat terkalahkan bahkan menghilang jangan sampai mengulang kembali.

Singkat kata tetesan dari langit itu setidaknya memberi senyum berseri bagi segenap nafas segala bernyawa termasuk tananaman padi yang sempat terjerembab tak berdaya di ladang dan sawah.

Panas terik yang selama ini membakar tubuh, kini dengan hadirnya tetesan dari langit itu (hujan turun) setidaknya dapat menyejukkan jiwa. Jiwa dan nafas segala bernyawa itu memberi secerca harapan setelah sekian lama kering kerontang, panas menyengat tubuh, tumbuhan terkulai layu dan kobaran api berpadu menjadi satu dengan asap yang seolah enggan pergi sebelum tetesan-tetesan itu datang dan turun.

Semoga saja tetesan demi tetesan ini sungguh-sungguh bisa memberi asa nafas segala bernyawa. 

By : Petrus Kanisius – Yayasan Palung

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun