Setelah sinar pagi menyapa, seperti bisanya hutan, manusia, satwa dan tumbuhan selalu melakukan percakapan dalam mengisi hari-hari mereka. Percakapan antara mereka sepertinya tidak lain mengenai nasib mereka tentang hari ini dan selanjutnya dari pagi menjelang senja.
Hutan berkata; Hai manusia, apa kabarmu?
Manusia menjawab; Aku sekarang baik tetapi terkadang susah.
Hutan; Ada apa dengan kesusahanmu manusia?.
Manusia; Susahku karena aku tinggal di tempatmu hutan dan tinggal di kota. Kini serba salah, tinggal di tempatmu sekarang sudah semakin sulit. Rumahmu tidak muat lagi. Sedangkan tinggal di kota sangat panas, banjir sering menghampiri kami.
Hutan; Mengapa kamu mengadu kepadaku?.
Manusia; Karena kamu sangat baik hutan. Kamu bisa melindungi kami semua tidak terkecuali manusia.
Satwa; Kami sekarang pun sulit untuk mendapatkan rumah yang baru. Rumah kami bernama hutan  yang sebelumnya kami tempati sudah roboh.
Hutan; Aku tahu keluhan dari kalian, sejujurnya aku juga sudah sangat sulit untuk tumbuh rimbun. Usiaku kini sudah semakin tua, anak-anakku belum tumbuh dewasa. Semakin hari banyak yang membunuhku dari pada memilihara dan menanamku.
Satwa; Kami juga kini sudah semakin sulit untuk bergerak, kami tidak bisa bergelayutan dan mencari makan lagi di pohon-pohon. Bukankah begitu tumbuhan?.
Tumbuhan; Iya, benar apa yang kalian bicarakan itu benar adanya. Aku tumbuh-tumbuhan pun semakin sulit tumbuh dan berkembang. Saban waktu banyak yang memusnahkanku berserta sahabatku bernama hutan.