Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Sekelumit Cerita tentang Kita dan Pemilu

15 April 2019   16:49 Diperbarui: 17 April 2019   10:02 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilu 2019. Foto ilustrasi dok : Radio Idola Semarang

Kita (semua warga negara Indonesia) pada tanggal 17 April 2019 akan melakukan Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih presiden, DPD, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota.

Kita dan Pemilu, sesuatu yang rutin dan wajib untuk menentukan pilihan dan memilih wakil-wakilnya di tingkat pusat hingga di daerah. Kita dan Pemilu, dihadapkan kepada pilihan dengan banyaknya orang yang mencalonkan diri mereka menjadi wakil rakyat. Semua orang yang memiliki hak untuk memilih hampir pasti sudah menentukan pilihan mereka masing-masing.

Para kandidat calon wakil rakyat baik calon presiden maupun calon wakil rakyat di tingkat pusat, provinsi, dan tingkat dua telah habis-habisan melakukan kampanye ke masing-masing wilayah ataudaerah pemilihannya untuk merebut hati simpatisan/pendukung agar bisa tertarik mendukung.

Waktu, tenaga, dan biaya, itu sudah pasti menjadi konsekuensi yang harus ditanggung oleh para calon ketika berkampanye. Calon atau kandidat wakil rakyat yang menjadi pilihan dari masing-masing kita ketika saat Pemilu tiba.

Pilihan kita ketika pemilu nanti  menentukan bagaimana Indonesia 5 tahun ke depan, tentang masa depan Indonesia, baik presiden atau pun wakil rakyatnya di parlemen. Yang pasti, kita dan Pemilu menantikan pula arah dan kebijaksanaan serta tanggung jawabnya kepada masyarakat.

Jangan asal pilih dan salah pilih, itu setidaknya syarat mutlak ketika Pemilu tiba. Kita harus cerdas, istilah kerennya jangan pilih kucing dalam karung (jangan asal memilih tanpa harus mengetahui latar belakang) agar tak menyesal di kemudian hari.

Tentu dari semua calon wakil rakyat yang akan dipilih pun harus mampu bertanggung jawab dengan janji-janji politik yang mereka tawarkan.

Ada sekelumit pertanyaan terkait orasi atau kampanye politik semua calon wakil rakyat. Orasi mereka tidak lain tentang kesejahteraan, dan semua untuk hal-hal baik. Hal-hal yang menggiurkan dan bisa mendogma seketika saat berkampanye, karena hampir semua nantinya apa yang diorasikan dalam kampanye belum bisa menjamin ditepati seutuhnya.

Masyarakat sudah hampir pasti mendengar dan melihat janji-janji politik lewat iklan dan pajangan alat peraga kampanye para calon. Dari melihat dan mendengar janji-janji politik para calon tersebut, sudah selayak dan sepantasnya masyarakat bisa mengenal calon mereka dan memantapkan pada pilihan (bisa menilai) figur-figur mana yang menjadi pilihan mereka.

Sejatinya masyarat sudah cerdas, memilah, melihat, dan mendengar mana-mana saja figur yang hanya orasi masuk akal dan mana saja orasi kampanye yang akal-akalan. Figur-figur calon wakil rakyat pun acap kali harus berhadapan dengan berbagai realita saat berkampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun