Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kerja 22 Tahun di Arab, Sukmi Disekap dan Tak Pernah Digaji

26 Juli 2017   20:23 Diperbarui: 26 Juli 2017   20:38 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja 22 Tahun di Arab, Sukmi Disekap dan Tak Pernah Digaji (sumber gambar: http://jogja.tribunnews.com/)

Mengharukan, Indonesia sudah merdeka puluhan tahun lalu masih ada warganya mendapat perlakukan tidak manusiawi.  Itu datangnya dari seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia asal Serang-Banten bernama Sukmi Binti Sardi Umar. Jauh-jauh merantau ke negerinya Raja Salman peras keringat banting tulang mengadu nasib berkerja di Arab Saudi sejak tahun 1995. Sejak itu pula Srikandi ini diketahui tidak pernah cuti ke Indonesia, sekedar menjenguk kabar keluarganya tidak mendapatkan ijin dari majikannya.

Dikatakan tidak manusiawi selama bekerja 22 tahun tidak pernah mendapatkan upah atau gaji dari majikannya, tidak berhenti sampai disitu saja penderitaan Sukmi temui, disekap majikan pun ia jalani dengan sabar menanti. Hingga kini kondisi Sukmi depresi dan mengalami gangguan komunikasi, seperti dilansir Tribun di Jakarta pada 15 Juli 2017. Total gaji Sukmi yang disunat majikannya sebesar 167.600 riyal Arab Saudi atau jika di rupiahkan setara 586 juta rupiah. Andai proyek di Indonesia proyek sebesar itu, menjadi sasaran empuk Koruptor biadab!.

Cukup diakui, orang Indonesia itu malas berbagi, akan tetapi untuk urusan tambah-tambahan, kali-kalian, kurang-kurangan jangan ditanya. Segala macam dilakukan, tidak salah jika menyebut orang Indonesia itu kuat makan hak orang lain. Sementara Sukmi harus rela bertaruh nyawa demi menghidupi kehidupan keluarganya. Masih ada sih orang baik di negeri ini, akan tetapi masih hitungan jari. Pada prinsipnya sulitnya lapangan pekerjaan membuatnya senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain senang.

Dari keterangan Gatot Hermawan (Kepala Balai Pelayanan Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia-BP3TKI), hak Sukmi sudah dibayarkan. Kini dititipkan di KBRIdan akan ditransfer setelah Sukmi membuat rekening bank. Jangan ada lagi pemberitaan gaji Sukmi dikurang-kurangi buat biaya administrasi dari oknum-oknum yang mengambil kesempatan didalam kesempitan.

Keterlaluan itu sudah berlalu, lantaran kepulangan Sukmi ke tanah air disambut haru seluruh anggota keluarga dengan sejuta trauma di kepala.

Makassar, 26 Juli 2017

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun