Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Monokrom

27 Maret 2017   15:17 Diperbarui: 27 Maret 2017   15:21 3649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: https://pixabay.com

Hitam
putih
dunia kita.

Mata hati dan mata kepala
hanya serap tunggal warna
kamu melihat hitamku
aku melihat hitammu
kamu melihat putihku
aku melihat putihmu.

Bayangan putih menembus kanvas hitam
awan hitam berarak di tepi langit putih
hujan putih menyiram bumi hitam
payung-payung hitam berarak di atas tanah putih

Aksara putih ditoreh atas kertas hitam
angin hitam mengirimnya ke langit putih.

Kita pun sering menyekat diri dalam diam
kamu merasa putih dan aku hitam
tapi aku merasa putih dan kamu hitam.

Cermin pun  palingkan wajah dari kita
tubuhnya remuk berkeping
mengiris nadi di pergelangan kita
mengucurkan darah putih
ke atas lantai hitam

Amal dan dosa
serta jejak-jejak kita
membangun peradaban yang hitam putih hitam
terang dan kelam.

Mengapa tak jeda sejenak saja
lalu lihatlah mata anak-anak kita
saat memandang dunia
ada pelangi di mata mereka.

---



kota daeng, 27 Maret 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun