Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Valentine Sang Preman

14 Februari 2014   18:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cowok jangkung itu bernama Zaki, tapi orang-orang di pasar lebih sering memanggilnya “Jack”. Jalanan dan pasar telah membesarkannya menjadi seorang berandalan. Dia gemar berantem sama anak geng sebelah, hafal hampir semua merek minuman keras impor, jago bermain poker dan memetik gitar. Bergaul dan berseteru dengan beberapa penguasa lorong gelap kota. Perang, dikejar polisi, masuk sel, sudah seperti rutinitas baginya. Tapi orang-orang pasar senang padanya karena ringan tangan, suka membantu mereka membereskan lapak atau mengangkut barang-barang dagangan. Dari membantu itu pula, Jack seringkali mendapat tambahan uang beli rokok atau traktiran makan siang.

Tapi jangan salah, untuk urusan percintaan, dia masih manusia tulen. Merasakan sensasi hati berbunga-bunga, jatuh cinta dan klepek-klepek yang sama dengan pemuda sebayanya. Belakangan ini dia sedang jatuh hati dengan seorang mahasiswi tingkat dua. Marni, cewek beruntung itu juga rupanya memiliki perasaan yang sama. Emaknya sih kurang suka dia bergaul dengan Jack.  Tapi Marni rupanya bisa melihat ketulusan dan kebaikan Jack di balik penampilan berandalannya itu.

Hari ini seluruh dunia merayakan hari Kasih Sayang. Jack pun ingin memberi sesuatu yang spesial kepada pujaan hatinya.

Maka siang hari sebelum jam makan siang Jack menelepon Marni. Saat itu Marni sedang berada di pojok kantin kampus. Marni senang sekali kekasih hatinya menelepon di hari yang bahagia ini.

“Heppi pelentin, sayang,” sapa Jack malu-malu, saingan sama kucing yang ngincer tulang.

Marni senang  sekaligus pangling, ternyata honey-nya bisa juga ngomong inggris. Padahal dia tidak tahu, di seberang sana Jack sudah latihan satu hari satu malam untuk melafalkan ucapan itu.

Happy Valentine too, sayang. Tumben bangunnya cepet....,” sahut Marni.

Jack nyengir. “Demi ayang Marni apa sih yang nggak? Hehehe.....”

Marni pun ikut berbunga-bunga.

“Abang dimana nih? Kok kayak rame banget...,” tanyanya sambil mengaduk-aduk mangkuk baksonya.

“Lagi di warung pak haji Somir, dia tadi minta tolong dibantu nurunin beras dari mobil pik ap. Ayang Marni dimana? Masih di kampus yah?”

“Iya dong bang, masak di kebun binatang...”

Jack nyengir lagi. Gemeesss..... Seandainya ada disitu, pasti hidung pesek Marni nya sudah jadi bulan-bulanan lagi.

“Bisssa aja! Ini nih yang bikin abang suka.... Eh, Say, abang rencana mau ngasih kado nih. Tapi bingung mau kasih kado apa sama Marni. Hmm... kalo dikasih kado Marni maunya apa sih?”

“Loh, kok malah nanya bang. Jadinya gak surprise lagi dong?”

Jack menggaruk keningnya, “prais itu apa?”

Marni langsung tepok jidat, lupa dia. “Itu artinya kejutan bang....,”

“Ooh... gitu. Ya, gak apa-apa say. Daripada nanti salah kasih hadiah.... Abang kasih HP baru mau gak?”

Marni terhenyak.

“....atau ai pet?”

“Bang gak usah yang mahal-mahal bang. Yang sederhana aja gak apa. Abang nemenin Marni, Marni juga udah seneng kok.”

“Nggak apa-apa sayang, kan hari spesial. Mm... gini aja kalau gitu abang kasih kalung aja ya. Kan abang lihat Marni jarang pakai kalung....,”

Waduhh! Abang Jack mulai maksa nih.

“Mm.... ini aja bang kalu gitu. Boneka,... atau syal... atau ini aja deh. Cokelat, cokelat! Itu aja bang udah cukup banget untuk Marni...”

Jack terdiam sebentar. Lalu dengan lirih dia menyambung, “Gak bisa yang lain ya say?”

“Emang kenapa?” tanya Marni ragu.

“Kalau yang begituan susah dicopet soalnya....”

Marni terkejut. Speechless. Saking terkejutnya, bakso yang baru dimasukkan ke mulut jadi ketelan bulat-bulat.

Palentin oh palentin. (PG)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun