Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Daya Beli Tinggal Ilusi

28 Februari 2017   07:10 Diperbarui: 28 Februari 2017   16:00 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Daya beli tinggal ilusi
karena kredit jadi cara kita berekonomi.

Kredit adalah daya ungkit
membuat pungguk sanggup capai langit
membuat bendungan sanggup tampung lautan.

Kredit menggeser nilai-nilai peradaban setiap zaman.
Peminjam janjikan Ora et Labora pada pemberi hutang
mereka gantungkan credere pada penerima hutang
saat kedua pihak terikat perjanjian
ekonomi pun mengayuh kehidupan ke depan.

Tak perlu dibekap ketakutan
kredit pelayan baik jika kita jadi tuan.
Dia datang tepat waktu
bekerja tekun pantang ungkap keluh
menatang kita agar tak terjatuh.

Tapi hati-hati
dia tuan yang kejam jika kita jadi pelayan
memaksa kita bekerja lembur di atas lembur
mengusir pulas dari atas kasur
mengisap darah nadi
membutakan nurani.

Dia membuat jalan-jalan dipenuhi mesin
sawah dialiri grandong dan traktor
sungai-sungai dijejali kapal
tanah tertutup beton pencakar langit
manusia-manusia jadi konglomerat.

Tapi dia juga telah membuat
hutan kehilangan mahkota
bumi kehilangan isi
manusia kehilangan kehormatannya
konglomerat jadi melarat.

Daya beli tinggal ilusi
karena kredit jadi cara kita berekonomi
dia mengaliri sendi-sendi mesin pembangunan semesta
dengan pelumas bernama tenor dan suku bunga.

Percayakah kamu, kreditlah yang membuat bumi kita tetap berputar
percayalah juga dia bisa membuat duniamu berhenti berputar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun