Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ranjang Pengantin

29 Februari 2020   17:56 Diperbarui: 29 Februari 2020   17:56 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://www.pinterest.com

Seandainya puluhan kelopak mawar yang ditabur Jelita di atas ranjang pengantin bisa bicara, mereka pasti akan mengeluh kedinginan. Jelita memang mengatur suhu air conditioner kamar bulan madu mereka lebih dingin. Dia sengaja, agar saat masuk ke kamar nanti, Bayu cepat-cepat mencari kehangatan dalam pelukannya.

Saat ini Bayu sedang bersama Mr.Chang di lobby hotel. Pria asal Singapura itu adalah salah satu klien penting di perusahaan tempat Bayu bekerja. Relasi mereka cukup dekat sehingga Mr. Chang ingin bertemu Bayu secara pribadi untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya sekaligus meminta maaf karena tidak bisa hadir saat pernikahan berlangsung.

Tapi jarum jam semakin menanjak. Malam semakin larut dan beberapa kelopak mawar mulai kuyu karena tak tahan dingin lagi. Jelita pun mengambil handphone untuk mengirim pesan kepada Bayu, tapi baru sadar, Bayu meninggalkan handphone-nya di atas meja rias.

Pintu diketuk. Jelita tidak jadi kecewa. Dengan girang dia berlari ke pintu dan mengintip. Ah, dia memang harus kecewa. Di luar pintu ternyata petugas hotel yang mengantar pesan pada secarik memo dari Bayu untuknya.

Maaf sayang, 

Saya keluar sebentar ngantar Mr.Chang beli oleh-oleh dulu. Gak jauh dari hotel kok tempatnya. Paling lama setengah jam lagi sudah balik.

Love You 

Demikian pesan pada memo itu. Jelita menyunggingkan senyum. Setengah jam tidak akan terasa. Dia lalu memunguti kembali kelopak-kelopak mawar yang sudah layu dari ranjang pengantin dan menaburkan yang baru.

***

Jarum jam semakin menanjak dan pada akhirnya malam sampai pada puncak tahtanya. Kelopak-kelopak mawar di atas ranjang pengantin sepertinya harus kembali layu tanpa menjalankan perannya sebagai pemanis malam ini. Setengah jam lalu air conditioner dimatikan, begitu juga lampu-lampu kamar, karena Jelita harus meninggalkan kamar dan hotel segera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun