Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Tepian Hulu

20 September 2019   21:48 Diperbarui: 20 September 2019   21:54 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udara hening cipta
sesaat
sebelum capung yang baru selesai semadi mengepakkan sayap-sayap mungilnya
dan memanggil fajar dari dalam malam
di tepian hulu.

Kamu mencelupkan ibu jari kaki
ke batas air
untuk mengalirkan hawa pagi
dan riak-riak membentuk siluet
lalu siluet membentuk gelombang
membuat dermaga kecil bagai perahu yang melaju dalam kestatisan
di tepian hulu.

Kabut pecah berkeping-keping
seiring barisan angsa putih membelah air yang sunyi
capung yang baru selesai semadi
memanggil matahari dari dalam fajar
dan saat cahayanya membelai pipimu
kamu tersenyum
senyuman pertama di hari ini
juga mungkin di musim ini
tepian hulu menjadi saksi.

Kamu telah menemukan dirimu kembali
saat kamu mencari jiwa pagi yang bersemayam
di tepian hulu.

Kamu mengangkat kedua kaki dari batas air
lalu menapaki kayu dermaga
pulang ke rumah lagi

Aku rasa
aku takkan kehilanganmu kali ini.

---


kota daeng, 20 September 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun