Mohon tunggu...
pesa pesa
pesa pesa Mohon Tunggu... -

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

(Profil) La Nyalla Mattaliti, Antara Premanisme dan Paranormal

18 April 2013   06:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:01 19175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="" align="aligncenter" width="252" caption="La Nyalla Mattaliti (sumber gambar: celebes online)"][/caption]

Kisruh sepakbola Nasional 2 tahun terakhir melahirkan sosok "fenomenal" di Indonesia. Namanya semakin melejit seiring terpilihnya dia sebagai Ketua umum PSSI versi Ancol yang diselenggarakan oleh KPSI. Dalam setiap konferensi pers maupun diskusi tentang sepakbola, dia tanpa rasa malu sering memproklamirkan dirinya sebagai ketum PSSI menggantikan ketum PSSI yang sah, Djohar Arifin Husain. Dan saat ini, dia menjadi "public enemy" bagi Bonek karena ulahnya yang menyingkirkan dan menghilangkan klub kebanggaan kota pahlawan Surabaya dari peta sepakbola nasional pasca KLB 17 maret 2013.

Klub Persebaya 1927 yang pernah terkulai sakit akibat degradasi di era Nurdin Halid untuk menyelamatkan klub Pelita Jaya agar tetap eksis di kasta tertinggi sepakbola Indonesia, saat ini sedang terluka oleh ulahnya. Dialah sang waketum PSSI pasca KLB 17 maret merangkap ketum BTN dan anggota exco PSSI, La Nyalla Mattaliti (LNM).

Bagi pemerhati kisruh sepakbola nasional tentunya tidak asing dengan nama tersebut. Tapi bagi kompasianer yang tidak suka bola atau bukan pemerhati kisruh bola indonesia, tentunya tidak semuanya mengetahui siapakah La Nyalla tersebut. Agar lebih kenal dengan sosok yang satu ini, pada kesempatan kali ini, penulis sengaja menulis khusus biografi singkat La Nyalla Mattaliti atau biasa disingkat LNM.

LNM sebenarnya baru berkecimpung di organisasi sepakbola, 2 atau 3 tahun terakhir ini tepatnya tahun 2011 ketika menjabat sebagai Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur. Setahun sebelumnya tahun 2010, dia menjabat sebagai Wakil Ketua KONI Provinsi Jawa Timur. Dan sepakbola tentunya merupakan salah satu bagian dari olahraga yang dikelola KONI. Pada tanggal 18 Maret 2012, LNM semakin mengukuhkan dirinya terlibat dalam kisruh sepakbola Indonesia ketika terpilih sebagai ketua umum PSSI versi Ancol pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Sebenarnya, kebanyakan organisasi yang dikelolanya terkait masalah kepemudaan atau kepartaian dan yang terkait dengan bidang pendidikannya yaitu Teknik Sipil.

Pria yang lahir di jakarta, 10 Mei 1959, terkenal dengan motonya “Sekali Layar Terkembang, Pantang Surut Ke Belakang” dalam usahanya merebut PSSI. Oleh karena itu, ketika dia berjuang menguasai PSSI selama kurun 2 tahun terakhir, dia tidak kenal lelah dan sangat gigih. Terus maju untuk melawan PSSI yang sah, terus merongrong PSSI yang sah, lawan terus PSSI yang sah, jika ada peluang hajar dan kuasai PSSI yang sah. Intinya, tutup telinga, pasang muka badak, dan tutup mata terhadap orang yang kontra dengannya asal PSSI bisa dikuasai.

Dalam sebuah autobiografi tentangnya yang penulis kutip dari sini, namanya tersohor dengan premanisme-nya, sehingga sebagian orang mungkin merinding mendengar nama La Nyalla Mattalitti. Lelaki keturunan Bugis ini memimpin organisasi pemuda Patriot Pancasila, yang disegani sejak Orba karena sepak terjangnya yang melekat selama ini. Nyalla berusaha mendekatkan diri dengan buku yang merekam perjalanan hidupnya dalam Hitam Putih yang ditulis budayawan Sam Abede Pareno. Buku itu diluncurkan, Minggu (10-5-2009), di RM Taman Sari sebagai kado ulang tahunnya yang ke-50. Sejumlah tokoh hadir di antaranya Khofifah Indarparawansa, anggota DPRD Jatim, Sabron Djamil Passaribu, Pemred Harian Surya, Rusdi Amral.

”Begitu mengenal lebih dekat maka bayangan kita tentang dia buyar,” kata Komisaris Utama PT Indraco, MT Junaedy dalam kesaksiannya di buku biografi ini. Buku setebal 115 halaman ini merekam jejak Nyalla.

Dia dikenal bengal. Nyalla kecil kerap membuat ribut, pernah membawa sangkur untuk berkelahi, begitu bengalnya sampai orang tuanya langganan dipanggil guru BP. Supaya jera, Nyalla sempat dipondokkan ke Bekasi yang ternyata tidak awet. Namun kelak dia rindu dan kembali ke pondok itu saat remaja.

Kakeknya, Haji Mattalitti adalah saudagar Bugis-Makassar terkenal di Surabaya. Bapaknya, Mahmud Mattalitti SH adalah dosen Fakultas Hukum Unair yang pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan FH Unair. Namun menurut buku ini Nyalla tidak pernah menggunakan nama besar dan kekayaan keluarganya dalam hidupnya. Menginjak dewasa, dia memilih "nyantri" dan tinggal di kompleks Makam Sunan Giri Gresik.

Dia bekerja serabutan. Pernah menjadi sopir angkot Wonokromo-Jembatan Merah dan sopir minibus L300 Surabaya-Malang. Sampai menikah pun nasibnya tidak berubah. Di kompleks makam wali ini, dia menghimpun banyak preman diajak "mendekatkan diri" kepada-Nya (?). Hasilnya dia memiliki ratusan pengikut yang setia sampai kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun