Mohon tunggu...
Oshin Aja
Oshin Aja Mohon Tunggu... -

Seperti bayu biru yang tak pernah luruh...\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anakku adalah Maduku

8 April 2011   18:29 Diperbarui: 4 April 2017   18:15 173272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aku terlahir sebagai wanita biasa, tinggal dan besar di salah satu kota kecil di Sumatera Barat. Kedua orang tuaku hanyalah orang desa , tapi alhmdulillah aku memiliki suami terpandang dengan jabatan yang lumayan bagus. Suamiku bekerja sebagai PNS  di salah satu kantor  kejaksaan. Dari hasil perkawinanku dengan sebut saja Rizal aku memiliki  putri yang cantik yang  ku beri nama Mela.

Sampai suatu ketika, suamiku di pindah tugaskan ke Jakarta. Dengan berat hati aku melepas suamiku dan akupun hidup berdua jauh dari suamiku. Karena  aku hanya tinggal berdua, atas usul ibuku aku dan Mela tinggal bersama kedua orang tuaku dan rumahku aku kontrakkan.

Tak terasa lima tahun sudah aku jauh dari suamiku, semenjak pindah ke Jakarta suamiku hanya tiga kali pulang ke Sumatera. Tentu saja hal itu membuat aku sedih dan bertanya-tanya. Setelah aku pikir masak-masak akhirnya aku memutuskan untuk menyusul suamiku ke Jakarta dan suamiku merasa senang ketika aku mengutarakan hal ini padanya.

Betapa bahagianya aku bisa berkumpul kembali dengan suamiku. Tapi sayang,  Mela  aku tinggalkan di kampung halamanku. Dengan alasan terlanjur sayang ibuku memohon agar Mela untuk sementara tinggal disini.

Atas ijin suamiku pada akhirnya putriku tinggal dan tumbuh besar dengan kedua orang tuaku.

Waktu terasa cepat bergulir, dan kini aku  hidup dengan kelima anak-anakku karena Mela  memutuskan untuk tetap tinggal bersama ibuku di kampung. Tapi pada setiap orang aku selalu katakan bahwa aku mempunyai enam orang anak.

Jujur saja, kami sekeluarga jarang pulang kampung. Sepertinya Jakarta sudah melekat dihati kami apalagi kelima anak-anakku lahir dan besar di jakarta.

Kebahagian kami rasanya belum lengkap tanpa Mela, dan rasanya tidak adil membiarkan Mela hidup prihatin sementara kelima anak-anakku semuanya menikmati kemewahan hasil jerih payah suamiku.

Aku selalu berusaha membujuk Mela untuk mau tinggal bersama kami di Jakarta, tapi Mela kerap menolaknya dengan halus . Rupanya kasih sayang ibuku selalu tersimpan di hati Mela hingga Mela tidak mau meninggalkan ibuku.

Dengan alasan demi pendidikan  akhirnya suamiku bisa membujuk Mela untuk kuliah di Jakarta. Selepas SMA Melapun berkumpul bersama kami. Lengkaplah sudah kebahagiaanku...apalagi Mela sekarang telah tumbuh menjadi seorang gadis berusia 19 tahun yang cantik, berkulit putih dengan rambut hitam yang  terurai sebahu.

************

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun